Aktivitas Tak Wajar Pelaku Mutilasi Dan Korban Di Sleman, Polisi: Aksi Kekerasan Satu Sama Lain

Avatar of Rediksia
aktivitas tak wajar pelaku mutilasi dan korban di sleman polisi aksi kekerasan satu sama lain eef1aac

DIKSIA.COM - Motif pembunuhan disertai seorang mahasiswa asal Pangkalpinang, RTA (20) di Kabupaten , Yogyakarta, akhirnya terungkap.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY, mengatakan, antara RTA dan kedua pelaku W (20) dan RD (28) saling kenal.

W merupakan warga Magelang, sedangkan RD merupakan warga DKI Jakarta.

Mereka bertemu melalui media sosial dan aktif dalam kelompok komunitas yang sama.

Dari grup yang sama, ketiganya kemudian memutuskan untuk bertemu.

Pelaku RD kemudian datang ke Yogyakarta atas undangan W, untuk menemui korban.

Setibanya di Yogyakarta, RD dijemput W. Keduanya kemudian menuju biaya RTA pada Selasa (11/7/2023).

Lokasi kos RTA berada di Desa Krapyak, Kecamatan Triharjo, Kabupaten .

Endriadi menjelaskan, kelompok masyarakat yang ketiganya tergabung memiliki aktivitas yang tidak biasa.

Sesampainya di kos korban, ketiganya melakukan aktivitas tak wajar.

Dilansir , mereka melakukan aksi satu sama lain.

“Mereka milik komunitas yang memiliki aktivitas abnormal.”

“Mereka melakukan aktivitas berupa terhadap satu sama lain.”

“Hal tersebut terjadi secara berlebihan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” kata Endriadi saat jumpa pers di Mapolda DIY, Selasa (18/7/2023).

Namun, Endriadi tidak merinci aktivitas tak lazim yang dilakukan kedua pelaku dan korban tersebut.

“Jadi terkait dengan (aktivitas yang tidak wajar), sedangkan bahasa kita (menggunakan) bahasa yang tidak wajar,” tambahnya.

Sementara itu, Wadirreskrimum Polda DIY, AKBP Tri Panungko mengatakan, pihaknya akan membeberkan hasil pemeriksaan mendalam secara lengkap terkait kasus tersebut.

Termasuk soal aktivitas abnormal yang dilakukan antara korban dan kedua pelaku.

“Kami pasti akan memberi Anda detailnya nanti, saya akan memberi tahu Anda.”

“Pendalaman membutuhkan waktu dengan mencocokkan dengan penyelidikan ilmiah yang berkaitan dengan penyelidikan ilmiah, psikologi forensik, psikologi klinis, tes DNA.”

“Hasil ini kita cocokkan, (agar) datanya akurat, pasti akan kita sampaikan, kita tidak mau berspekulasi,” jelasnya.