Resensi Novel Sunda Lembur Singkur karya Abdullah Mustappa

RediksiaMinggu, 4 Februari 2024 | 18:09 WIB
Resensi Novel Sunda Lembur Singkur karya Abdullah Mustappa
Resensi Novel Sunda Lembur Singkur karya Abdullah Mustappa

Namun, masyarakat ini juga harus menghadapi ancaman dari teroris atau gorombolan yang bersekutu dengan penjajah Belanda. Teroris ini sering melakukan penyerangan, penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan terhadap warga lembur. Mereka juga menghasut dan memecah belah masyarakat dengan ideologi komunis. Masyarakat ini harus berjuang untuk bertahan hidup dan mempertahankan kemerdekaan.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Lembur Singkur

Novel Lembur Singkur memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Kelebihan

  • Novel ini memiliki alur yang menarik dan mengharukan, yang membuat pembaca terbawa emosi dan penasaran dengan nasib si bungsu dan keluarganya.
  • Novel ini memiliki latar yang kaya dan mendetail, yang menggambarkan kehidupan masyarakat Sunda di zaman kolonial dengan baik dan akurat.
  • Novel ini memiliki tokoh yang kuat dan beragam, yang memiliki karakteristik dan motivasi yang berbeda-beda, sehingga membuat cerita menjadi lebih hidup dan realistis.
  • Novel ini memiliki gaya bahasa yang sederhana, lugas, dan menyentuh, yang cocok dengan tema dan sudut pandang novel, serta mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan

  • Novel ini memiliki tema yang terlalu suram dan menyedihkan, yang bisa membuat pembaca merasa depresi dan putus asa, terutama jika tidak ada harapan atau pesan positif yang disampaikan oleh penulis.
  • Novel ini memiliki beberapa adegan yang terlalu kejam dan brutal, yang bisa membuat pembaca merasa jijik dan trauma, terutama jika tidak ada alasan atau tujuan yang jelas dari adegan tersebut.
  • Novel ini memiliki beberapa tokoh yang kurang dikembangkan dan dimanfaatkan, seperti Nani, yang hanya muncul sebentar dan tidak ada hubungannya dengan alur utama novel.

Kesimpulan

Novel Lembur Singkur adalah novel yang bercerita tentang penderitaan dan kesedihan yang dialami oleh masyarakat Sunda di zaman kolonial, yang harus menghadapi kekerasan, kemiskinan, dan ketidakadilan dari penjajah Belanda dan teroris yang bersekutu dengan mereka. Novel ini memiliki alur yang menarik dan mengharukan, latar yang kaya dan mendetail, tokoh yang kuat dan beragam, dan gaya bahasa yang sederhana, lugas, dan menyentuh.

Namun, novel ini juga memiliki tema yang terlalu suram dan menyedihkan, beberapa adegan yang terlalu kejam dan brutal, dan beberapa tokoh yang kurang dikembangkan dan dimanfaatkan. Novel ini cocok untuk pembaca yang suka dengan kisah sejarah dan drama, tetapi tidak cocok untuk pembaca yang mudah terpengaruh oleh suasana hati dan emosi.