Oleh karena itu, ia meminta publik untuk tidak mengabaikan hal ini.
“Testimoni dari Prof. Denny (Denny Indrayana) merupakan pengingat agar kita tidak lengah ketika sedang berkompetisi dengan sehat,” ujar Ibas.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Roberth Rouw, meminta agar Presiden Joko Widodo mendukung MK untuk tidak mengeluarkan putusan yang dapat menyebabkan situasi politik menjadi kacau karena proses pemilu sudah berjalan setengah jalan.
“Kami juga meminta Presiden mendukung harapan masyarakat. Ini bukan hanya harapan kami, tetapi juga harapan masyarakat untuk pemilu yang terbuka karena itu adalah hak rakyat,” ucapnya.
Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, yang juga menjabat di Komisi III DPR RI, mengingatkan bahwa DPR memiliki kewenangan legislatif jika MK tetap bersikeras dalam memutuskan gugatan terkait sistem pemilu.
“Kami akan mengingatkan bahwa DPR juga memiliki kewenangan. Jika MK tetap memutuskan (untuk sistem pemilu proporsional tertutup), kami juga akan menggunakan kewenangan kami, termasuk dalam konteks anggaran,” katanya.
Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) adalah delapan partai politik yang menggelar konferensi pers bersama ini.
Hanya PDI Perjuangan (PDIP) yang tidak ikut serta dalam konferensi pers tersebut karena mereka mendukung penerapan sistem pemilu proporsional tertutup.