Pada tahun 1947, ia ditugaskan sebagai utusan khusus Indonesia ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari negara-negara Arab dan Islam. Ia berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto dari Mesir, yang merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia juga membawa dokumen pengakuan tersebut ke Indonesia dengan menghadapi berbagai rintangan dan bahaya.
Pada tahun 1950, ia menjadi anggota Parlemen dan anggota Dewan Konstituante. Ia juga menjadi salah satu pendiri Partai Masyumi, partai politik yang berbasis Islam. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan kebudayaan, seperti menjadi muballigh, penulis, dan penerjemah.
Akhir Hidup dan Warisan
A.R. Baswedan meninggal dunia pada 16 Maret 1986 di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Ia meninggalkan sebelas anak dan banyak cucu dan cicit. Salah satu cucunya adalah Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Salah satu cicitnya adalah Mutiara Baswedan, penyanyi dan aktris.
A.R. Baswedan dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional yang juga jurnalis dan diplomat. Ia memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pembangunan bangsa. Ia juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, khususnya keturunan Arab, untuk mencintai tanah air dan berbakti kepada bangsa.