Diksia.com - Abdurrahman Baswedan, atau yang lebih dikenal dengan nama A.R. Baswedan, adalah salah satu tokoh nasional yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia lahir di Surabaya pada 9 September 1908 dari keluarga keturunan Arab. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang kemerdekaan, diplomat, muballigh, dan sastrawan.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante. Ia juga merupakan salah satu diplomat pertama Indonesia yang berhasil mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari Mesir. Ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2018.
Peran dalam Pergerakan Nasional
A.R. Baswedan mulai aktif dalam pergerakan nasional sejak muda. Ia bergabung dengan organisasi-organisasi seperti Jong Java, Jong Islamieten Bond, dan Persatuan Arab Indonesia (PAI). Ia juga menjadi jurnalis di beberapa surat kabar seperti Matahari, Sin Tit Po, dan Soeara Oemoem. Ia menulis tentang isu-isu sosial, politik, dan kebudayaan yang berkaitan dengan perjuangan Indonesia.
Pada tahun 1934, ia menginisiasi Sumpah Pemuda Keturunan Arab di Semarang, yang menyatakan Indonesia sebagai tanah air mereka dan komitmen mereka untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Ia juga mengajak para peranakan Arab untuk mengenakan pakaian tradisional Jawa, seperti blangkon dan surjan, sebagai simbol identitas mereka sebagai warga Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, ia menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan memberikan masukan tentang rancangan konstitusi Indonesia. Ia juga menjadi anggota Badan Penyelenggara Pendidikan Nasional (BPPN) dan membantu menyusun kurikulum pendidikan nasional.
Peran dalam Revolusi Kemerdekaan
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, A.R. Baswedan terlibat dalam berbagai kegiatan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda. Ia menjadi Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir dan bertugas untuk menyebarkan informasi tentang perjuangan Indonesia kepada dunia internasional. Ia juga menjadi anggota BP-KNIP dan ikut menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi sementara Indonesia.
Pada tahun 1947, ia ditugaskan sebagai utusan khusus Indonesia ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan Indonesia dari negara-negara Arab dan Islam. Ia berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto dari Mesir, yang merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia juga membawa dokumen pengakuan tersebut ke Indonesia dengan menghadapi berbagai rintangan dan bahaya.
Pada tahun 1950, ia menjadi anggota Parlemen dan anggota Dewan Konstituante. Ia juga menjadi salah satu pendiri Partai Masyumi, partai politik yang berbasis Islam. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, keagamaan, dan kebudayaan, seperti menjadi muballigh, penulis, dan penerjemah.
Akhir Hidup dan Warisan
A.R. Baswedan meninggal dunia pada 16 Maret 1986 di Jakarta. Ia dimakamkan di TPU Tanah Kusir. Ia meninggalkan sebelas anak dan banyak cucu dan cicit. Salah satu cucunya adalah Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Salah satu cicitnya adalah Mutiara Baswedan, penyanyi dan aktris.
A.R. Baswedan dianggap sebagai salah satu pahlawan nasional yang juga jurnalis dan diplomat. Ia memberikan kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan pembangunan bangsa. Ia juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia, khususnya keturunan Arab, untuk mencintai tanah air dan berbakti kepada bangsa.