Alur dalam novel ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Bagian pertama
Pengenalan tokoh-tokoh dan konflik utama. Bagian ini dimulai dengan pengenalan tokoh-tokoh utama, yaitu Basri, Lili, Didi, dan Sumarni. Kemudian, konflik utama muncul ketika Didi dan Sumarni berbuat mesum di halaman rumah Basri dan Lili, dan membuat mereka marah dan malu. Didi bersumpah akan membalas dendam kepada Basri dan Lili, dan mulai berusaha untuk mencelakakan Basri dengan berbagai cara. Namun, setiap kali Didi berusaha untuk melaksanakan rencananya, ia selalu gagal karena ada sesuatu yang menggagalkannya. Sesuatu itu adalah Laleur Bodas, sebuah surat pendek yang misterius yang selalu datang tepat waktu untuk memberi peringatan dan petunjuk kepada Basri.
Bagian kedua
Pengembangan konflik dan misteri. Bagian ini berisi tentang perkembangan konflik dan misteri yang semakin rumit dan menegangkan. Didi semakin gila dan nekat, dan berusaha untuk membunuh Basri dengan cara yang lebih keji dan brutal. Ia juga berusaha untuk memperkosa Lili, dan membuatnya hamil dengan anaknya. Ia berpikir bahwa dengan begitu, ia bisa membalas dendam dan merusak kebahagiaan Basri dan Lili. Sementara itu, Basri dan Lili semakin penasaran dan ingin tahu siapa sebenarnya Laleur Bodas, dan apa hubungannya dengan mereka. Mereka juga mulai mengalami konflik batin, karena merasa cemburu dan curiga satu sama lain. Mereka berusaha untuk mencari tahu kebenaran tentang Laleur Bodas, namun semakin sulit untuk menemukannya.
Bagian ketiga
Penyelesaian konflik dan misteri. Bagian ini berisi tentang penyelesaian konflik dan misteri yang mengejutkan dan menggugah. Didi akhirnya berhasil menangkap Basri dan Lili, dan membawa mereka ke sebuah gubuk di tengah hutan. Ia berencana untuk membunuh Basri, dan memperkosa Lili di depan matanya. Namun, sebelum ia bisa melaksanakan rencananya, ia mendapat kejutan yang tidak terduga. Laleur Bodas datang untuk menyelamatkan Basri dan Lili, dan mengungkapkan identitas dan rahasianya.
Ternyata, Laleur Bodas adalah kakak kandung Basri, yang hilang sejak kecil. Ia diculik oleh ayah Didi, yang memperkosanya dan membuatnya hamil. Ia melahirkan Didi, yang ia benci dan tidak pernah mengakuinya sebagai anaknya. Ia melarikan diri dari ayah Didi, dan hidup sebagai pengemis di kota. Ia selalu mengikuti perkembangan Basri, yang ia sayangi sebagai adiknya. Ia selalu mengirimkan surat kepada Basri, untuk memberinya nasihat dan perlindungan. Ia juga mencintai Lili, sebagai kakak iparnya. Ia tidak pernah bermaksud untuk merebut Basri dari Lili, melainkan hanya ingin melihat mereka bahagia. Ia juga meminta maaf kepada Basri dan Lili, karena telah menyebabkan banyak masalah dan kesulitan bagi mereka.
Tema
Tema adalah gagasan pokok atau pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karya sastranya. Tema dalam novel ini adalah tema cinta dan misteri. Tema cinta ditunjukkan melalui kisah cinta yang dialami oleh Basri dan Lili, yang saling mencintai, menghormati, dan membantu satu sama lain. Tema cinta juga ditunjukkan melalui kisah cinta Laleur Bodas, yang mencintai Basri sebagai adiknya, dan Lili sebagai kakak iparnya. Tema misteri ditunjukkan melalui kisah misteri Laleur Bodas, yang selalu mengirimkan surat pendek yang misterius kepada Basri, dan memiliki rahasia yang besar yang terkait dengan Didi.
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandang atau posisi penulis dalam menceritakan kisahnya. Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu sudut pandang yang menggunakan kata ganti orang ketiga (ia, mereka, dll) dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam cerita, termasuk pikiran dan perasaan tokoh-tokohnya. Sudut pandang ini memberikan gambaran yang luas dan lengkap tentang cerita, dan membuat pembaca bisa mengikuti alur dan misteri yang ada.
Latar
Latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang menjadi latar belakang cerita. Latar dalam novel ini adalah:
- Latar tempat: Novel ini berlatar di sebuah desa di Jawa Barat, yang memiliki kehidupan yang sederhana, damai, dan harmonis. Desa ini memiliki pemandangan yang indah, dengan sawah, gunung, dan sungai yang menghiasi alamnya. Desa ini juga memiliki budaya yang kaya, dengan bahasa, adat, dan seni yang khas. Desa ini menjadi saksi dari kisah cinta dan misteri yang dialami oleh Basri dan Lili.
- Latar waktu: Novel ini berlatar pada tahun 1973, yaitu tahun yang menjadi tahun terbitnya novel ini. Tahun ini juga menjadi tahun yang penting dalam sejarah Indonesia, karena terjadi peristiwa-peristiwa yang berdampak besar bagi bangsa dan negara, seperti Supersemar, Orde Baru, dan G30S/PKI. Tahun ini juga menjadi tahun yang menunjukkan perkembangan sastra Indonesia, khususnya sastra Sunda, yang semakin berkembang dan bermutu.
- Latar suasana: Novel ini memiliki latar suasana yang bervariasi, sesuai dengan perkembangan cerita. Novel ini memiliki latar suasana yang romantis, ketika menggambarkan kisah cinta Basri dan Lili, yang penuh dengan kebahagiaan dan keharmonisan. Novel ini juga memiliki latar suasana yang misterius, ketika menggambarkan kisah misteri Laleur Bodas, yang penuh dengan ketegangan dan kejutan. Novel ini juga memiliki latar suasana yang dramatis, ketika menggambarkan kisah konflik dan penyelesaian yang dialami oleh Basri, Lili, Didi, dan Laleur Bodas, yang penuh dengan emosi dan kesedihan.
Suasana
Suasana adalah suasana hati atau perasaan yang ditimbulkan oleh cerita. Suasana dalam novel ini adalah suasana yang menggugah, yaitu suasana yang membuat pembaca merasa terbawa dan terlibat dalam cerita, dan merasakan berbagai macam perasaan, seperti cinta, penasaran, takut, marah, sedih, dan haru. Suasana ini ditimbulkan oleh alur yang menarik, tokoh yang hidup, dan bahasa yang indah yang digunakan oleh penulis.
Amanat
Amanat adalah pesan moral atau nilai-nilai kehidupan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karya sastranya. Amanat dalam novel ini adalah:
- Cinta adalah anugerah yang harus dijaga dan dipertahankan dengan setia, hormat, dan saling membantu.
- Misteri adalah hal yang menarik dan menantang, namun juga berbahaya dan bisa menimbulkan masalah.
- Kebenaran adalah hal yang penting dan harus dicari, namun juga bisa menyakitkan dan mengejutkan.
- Pengampunan adalah hal yang mulia dan harus diberikan, namun juga tidak mudah dan membutuhkan pengorbanan.
- Keluarga adalah hal yang berharga dan harus dihormati, namun juga bisa memiliki rahasia dan konflik.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berhubungan dengan latar belakang penulis, pembaca, dan masyarakat yang mempengaruhi karya sastra. Unsur ekstrinsik dalam novel ini adalah:
Latar Belakang Penulis
Penulis novel ini adalah Ajip Rosidi, seorang sastrawan dan budayawan asal Jawa Barat yang terkenal dengan karya-karyanya yang beragam dan berkualitas. Penulis lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Bandung. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, namun tidak menyelesaikannya. Penulis juga pernah belajar di Universitas Leiden, Belanda, dan Universitas Hamburg, Jerman.