Resensi Novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer

RediksiaRabu, 28 Juni 2023 | 22:14 WIB
Resensi Novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer
Resensi Novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer

Novel ini juga cocok untuk pembaca yang menyukai cerita-cerita yang berlatar belakang masa kolonial Belanda, yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu dengan segala konflik dan dinamikanya.

Novel ini juga dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang Pramoedya Ananta Toer sebagai salah satu sastrawan Indonesia terbesar.

Ikhtisar

Novel Bumi Manusia bercerita tentang perjalanan hidup Minke, seorang pemuda pribumi yang bersekolah di HBS, sekolah elit yang hanya diperuntukkan bagi anak-anak keturunan Eropa.

Minke adalah seorang pribumi yang cerdas, berbakat, dan kritis, yang sering menulis artikel-artikel untuk koran Belanda dengan nama samaran Max Tolenaar. Minke juga jatuh cinta dengan Annelies, putri dari Nyai Ontosoroh, seorang wanita pribumi yang menjadi gundik seorang tuan tanah Belanda bernama Herman Mellema.

Hubungan Minke dengan keluarga Mellema membawanya ke dalam berbagai konflik sosial, politik, hukum, dan budaya yang melibatkan bangsa Belanda, pribumi, Cina, Arab, dan Jepang di Hindia Belanda pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Ringkasan Alur

Novel Bumi Manusia dimulai dengan pertemuan pertama Minke dengan keluarga Mellema di sebuah pesta ulang tahun. Minke terpesona oleh kecantikan dan kelembutan Annelies, yang merupakan hasil perkawinan antara Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh.

Minke juga kagum dengan kepribadian dan kecerdasan Nyai Ontosoroh, yang berhasil mengelola perkebunan dan perusahaan milik Herman Mellema dengan baik. Minke kemudian sering berkunjung ke rumah keluarga Mellema dan menjalin hubungan dekat dengan mereka.

Minke dan Annelies saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Namun, pernikahan mereka tidak mendapat restu dari pihak Belanda, yang menganggap Annelies sebagai anak haram dan tidak sah.

Mereka juga harus menghadapi berbagai rintangan dari keluarga Herman Mellema di Belanda, yang ingin merebut hak waris Annelies. Selain itu, mereka juga harus berurusan dengan Robert Suurhof, seorang wartawan Belanda yang iri dengan Minke dan mencoba menjatuhkannya dengan cara-cara licik.

Minke juga terlibat dalam gerakan-gerakan sosial dan politik yang menentang penjajahan Belanda. Minke bertemu dengan tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, Tirto Adhi Soerjo, Kommer de Bruin, dan May Marzuki, yang memberinya wawasan dan motivasi untuk berjuang demi kepentingan bangsanya.