Sugik kemudian menyadari bahwa ia sedang mengalami mimpi buruk yang terkait dengan masa lalunya. Ia adalah salah satu dari keturunan tujuh keluarga yang terlibat dalam perjanjian sedarah yang disebut Trah Pitoe.
Perjanjian ini dibuat oleh leluhur mereka yang bernama Pitoe, seorang dukun sakti yang memiliki tujuh anak dari tujuh istri berbeda. Pitoe memberikan warisan berupa ilmu hitam, harta, dan kekuasaan kepada ketujuh anaknya, dengan syarat mereka harus saling membunuh satu sama lain hingga hanya tersisa satu yang berhak mendapatkan semuanya.
Sugik adalah keturunan dari keluarga Kuncoro, yang merupakan salah satu keluarga yang paling ditakuti dan dibenci oleh keluarga-keluarga lain. Keluarga Kuncoro memiliki ilmu hitam yang sangat kuat, yaitu ilmu Janur Ireng, yang bisa membuat orang yang menjadi sasarannya mengalami mimpi buruk yang mengerikan dan menyiksa. Ilmu ini juga bisa membuat orang yang melihatnya menjadi gila dan bunuh diri.
Sugik sendiri tidak pernah tertarik dengan ilmu hitam dan perjanjian sedarah itu. Ia lebih memilih hidup sederhana dan jauh dari keluarganya. Namun, ia tidak bisa lepas dari takdirnya. Suatu hari, ia mendapat kabar bahwa ayahnya, Arjo Kuncoro, meninggal secara misterius. Ia pun harus kembali ke kampung halamannya untuk mengurus jenazah ayahnya.
Di sana, ia bertemu dengan Intan, adik perempuannya yang sudah lama hilang. Intan ternyata masih hidup dan menjadi pengikut setia dari Canguksono, seorang dukun yang mengaku sebagai keturunan Pitoe yang asli.
Canguksono memiliki rencana jahat untuk menguasai semua warisan Pitoe dengan cara membunuh semua keturunan tujuh keluarga tersebut. Ia juga memiliki ilmu hitam yang lebih hebat dari Janur Ireng, yaitu ilmu Pitung Dino, yang bisa membuat orang yang menjadi sasarannya mati dalam tujuh hari.
Canguksono pun mengirimkan santet Pitung Dino kepada keluarga Karsa, yang merupakan keluarga yang paling dekat dengan Sugik. Sugik harus berusaha menyelamatkan keluarga Karsa dan menghentikan Canguksono sebelum terlambat.