Film ini juga ingin mengajak masyarakat untuk melakukan penghukuman terhadap para pelaku kecurangan, baik secara hukum maupun politik.
Film ini juga ingin mengingatkan masyarakat bahwa mereka memiliki peran besar dalam menentukan nasib bangsa, dengan menggunakan hak pilih mereka secara bijak dan bertanggung jawab.
Para ahli hukum tata negara yang terlibat dalam film ini memiliki pesan-pesan khusus untuk masyarakat, yaitu:
- Zainal Arifin Mochtar: “Jika kamu nonton film ini, tolong jadikan film ini sebagai landasan untuk kamu melakukan penghukuman. Film ini adalah monumen, monumen yang akan kita ingat bahwa kita punya peranan besar melahirkan orang yang bernama Jokowi.”
- Bivitri Susanti: “Saya mau terlibat dalam film ini karena banyak orang yang akan makin paham bahwa memang telah terjadi kecurangan yang luar biasa, sehingga pemilu ini tidak bisa dianggap baik-baik saja. Kecurangan ini jangan didiamkan atas nama kelancaran pemilu.”
- Feri Amsari: “Selain diajak oleh figur-figur yang saya hormati, tentu saja film ini dianggap akan mampu mendidik publik betapa curangnya pemilu kita dan bagaimana politisi telah mempermainkan publik pemilih hanya untuk memenangkan kepentingan mereka.”
Bagaimana Reaksi Masyarakat Terhadap Film Dirty Vote?
Film Dirty Vote mendapat reaksi yang beragam dari masyarakat. Sebagian besar masyarakat merasa terkejut dan marah dengan fakta-fakta yang diungkap dalam film ini.
Mereka menuntut agar ada penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku kecurangan, serta perbaikan sistem pemilu yang lebih demokratis dan transparan. Mereka juga mengapresiasi karya film ini sebagai bentuk kritik sosial yang berani dan bermanfaat.
Namun, sebagian masyarakat juga meragukan kebenaran dan objektivitas film ini. Mereka menganggap film ini sebagai propaganda politik yang bertujuan untuk menjatuhkan pemerintah dan pasangan calon yang menang dalam pemilu.