DIKSIA.COM - SINGAPURA, Temasek Holdings resmi mengakhiri dukungannya untuk industri kripto dan aset digital, usai mengalami kerugian valuasi 275 dolar AS akibat kebangkrutan bursa FTX.
Dalam keterangan resminya Chief Investment Officer (CIO) Temasek, Rohit Sipahimalani menjelaskan mundurnya Temasek dari pembiayaan investasi perusahaan kripto dilakukan untuk mencegah terjadinya pelunasan kerugian.
Mengingat selama beberapa bulan terakhir dana perusahaan asal Singapura tersebut terus menurun akibat bangkrutnya bursa kripto FTX yang dituding menjalankan investasi palsu skema Ponzi secara besar-besaran.
Sebelum bangkrut, Temasek memiliki investasi di FTX sebesar 0,09 persen per 31 Maret 2022. Meski tidak memiliki eksposur langsung dalam mata uang kripto. Namun demikian kasus FTX pengelola investasi asal Singapura itu diharuskan menghapus uang investasi 275 juta dolar dari perusahaan portofolio.
Bahkan akibat kegagalan FTX, Temasek terpaksa memotong gaji seluruh tim investasi guna menekan kerugian kerugian. Khawatir ancaman ini semakin memicu anjloknya penilaian perusahaan FTX akhirnya resmi menarik diri dari rencana pembiayaan aset kripto.
“Ada banyak peraturan di lingkungan ini. Saya pikir sangat sulit bagi kami untuk melakukan investasi dan pertukaran lagi di tengah semua skenario peraturan ini,” kata Chief Investment Officer Temasek, Rohit Sipahimalani, dikutip dari CNBC International.
“Untuk mencegah kerugian serupa, kami menyatakan Temasek tidak akan lagi berniat untuk berinvestasi dalam cryptocurrency,” tulisnya.
Temasek sendiri sejak dulu aktif melakukan pendanaan untuk industri metaverse dan web3, bahkan pada Agustus tahun lalu Temasek disebut ikut serta dalam putaran pendanaan sebesar 100 juta dolar AS bagi Animoca Brands, perusahaan yang mendukung pengembangan metaverse dan web3.
Pada Februari tahun lalu, Temasek juga ikut mengucurkan dana sebesar 200 juta dolar AS ke Amber Group, platform penyedia pinjaman dalam bentuk kripto. Namun karena tuntutan regulasi kripto, Temasek memutuskan bahwa mereka tidak lagi berencana untuk berinvestasi di perusahaan metaverse dan web3.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Crypto. Diksia.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Informasi yang diberikan dalam artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan atau investasi. Investasi Cryptocurrency tunduk pada risiko pasar, dan pembaca harus berhati-hati dan melakukan uji tuntas.