DIKSIA.COM - WASHINGTON, Federal Reserve (The Fed) bersiap mengambil langkah hawkish dengan menaikkan suku bunga acuannya menjadi sekitar 25 basis poin akhir pekan ini.
Sinyal pengetatan moneter ini disampaikan oleh ketua bank sentral Jerome Powell setelah pejabat The Fed sepakat menaikkan suku bunga acuan ke level yang lebih tinggi pada pertemuan Juli 2023.
“Kami memperkirakan langkah moderat akan berlanjut, yang akan menjadi tanda bahwa Fed perlu menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi tahun ini,” kata Powell.
The Fed mengambil sikap hawkish ini untuk menurunkan tingkat inflasi menjadi sekitar dua persen. Meski saat ini data inflasi AS masih dipatok di level 4 persen, masih jauh dari proyeksi awal The Fed.
Selain inflasi, The Fed mengambil sikap hawkish ini untuk memperketat pasar tenaga kerja AS, karena tingkat pengangguran di negeri Paman Sam itu naik 3,7 persen seperti dikutip Bloomberg.
“Inflasi melambat, tetapi tidak cukup cepat bagi The Fed, dengan pasar tenaga kerja tetap kuat, para pejabat tidak mengambil risiko,” kata James Knightley, kepala ekonom internasional di ING Financial Markets LLC.
Pelonggaran ini bukan yang pertama kali dilakukan bank sentral AS, dalam 11 bulan terakhir The Fed diketahui berulang kali melakukan pengetatan kebijakan moneter.
Dimulai pada Maret tahun lalu, dimana The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin, kemudian pada Mei 2022 The Fed memperketat kebijakan dengan menaikkan suku bunga menjadi sekitar 50 basis poin.
Melanjutkan kenaikan pada bulan-bulan sebelumnya selama bulan Juni, Juli, September, dan November, The Fed kembali memacu suku bunga dengan menaikkan masing-masing 75 persen, serta 50 basis poin pada Desember 2022 dan 25 bps pada Januari, Februari, Maret, Mei, dan Juni 2023.
Tak hanya The Fed, Presiden bank sentral Eropa Christine Lagarde juga aktif menyerukan langkah serupa untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Guna menekan inflasi di tengah ancaman krisis ekonomi global.
“Keputusan di masa depan akan memastikan bahwa suku bunga utama ECB akan dibawa ke tingkat yang cukup ketat untuk mencapai pengembalian inflasi tepat waktu ke target jangka menengah 2 persen dan akan dipertahankan pada tingkat itu selama diperlukan,” kata ECB.