Kehati-hatian ini bisa dipahami. Awal tahun ini, seorang konsultan politik dari kubu Demokrat Amerika Serikat mengakui aksinya membuat robocall yang meniru suara Joe Biden. Tujuannya? Menonjolkan bahaya deep fake berbasis AI di pemilihan presiden 2024.
Dengan contoh kasus tersebut, wajar jika Microsoft dan perusahaan teknologi lainnya berhati-hati dalam mengembangkan dan merilis teknologi AI yang berpotensi disalahgunakan.