Diksia.com - Dunia laptop tampaknya akan memasuki babak baru. Tahun 2024 digadang-gadang sebagai tahun di mana laptop Windows berprosesor Arm akan menjadi penantang serius bagi duopoli Intel dan AMD x86.
Qualcomm Snapdragon X, yang selama ini santer terdengar kehadirannya, kini mulai diwujudkan dalam bentuk perangkat perdana.
Tentunya, kehadiran laptop Arm ini diprediksi akan meramaikan ajang pameran teknologi Computex yang digelar beberapa minggu mendatang.
WalkingCat, pengguna Twitter terkemuka (via Videocardz), membocorkan gambar Lenovo Yoga Slim 7 yang ditenagai prosesor Snapdragon X. Pertanyaannya, seberapa besar kehadiran perangkat ini akan mengguncang pasar laptop?
Meski belum banyak informasi yang bisa dipetik dari segelintir gambar tersebut, Yoga Slim yang dimaksud tampaknya menyasar segmen premium ultra-tipis.
Kita bisa perkirakan gelombang pertama model Snapdragon X akan mengikuti jejak Yoga Slim, menjadi opsi premium, bukan alternatif hemat biaya dibanding opsi x86 dari Intel atau AMD.
Toh, MacBook pun tak pernah dianggap sebagai perangkat murah.
Qualcomm tak hanya mengincar Intel dan AMD, namun juga Apple. NotebookCheck baru saja mempublikasikan data benchmark yang disediakan Qualcomm dari sebuah acara di London.
Data tersebut memperlihatkan performa kompetitif Snapdragon X Elite melawan Apple M3, Intel Meteor Lake, dan CPU AMD Hawk Point.
Walau hasil benchmark yang terkontrol ini perlu direspons dengan skeptis, skor Cinebench R24 menunjukkan keunggulan Snapdragon X Elite dibanding kompetitor dalam uji multi-threaded.
Ia meraih skor 1140, unggul dari pesaing terdekatnya, AMD Ryzen 9 8945HS, yang mencatat skor 934.
Memang, Apple M3 dan M3 Pro masih unggul dalam uji single-threaded, namun Snapdragon X berada di depan kompetitor AMD dan Intel yang diuji dalam kelas TDP yang sama.
Barangkali keunggulan Snapdragon X yang sesungguhnya bukanlah sekadar performa kompetitif, namun pencapaian tersebut diraih tanpa mengorbankan efisiensi daya.
Uji coba Qualcomm menunjukkan Snapdragon X mampu mencapai daya tahan baterai 40% hingga 100% lebih lama dibanding setaraannya dari Intel.
Menariknya, mereka tidak menyertakan AMD dalam perbandingan daya tahan baterai, kemungkinan karena hasilnya akan lebih ketat.
Meski pengujian independen masih diperlukan, penulis meyakini efisiensi daya menjadi “killer app” Snapdragon X.
Laptop premium dengan performa kompetitif, lengkap dengan fitur mutakhir seperti WiFi 7, 5G, dan fungsionalitas AI, yang mampu menjalankan semua aplikasi Windows dengan daya tahan baterai jauh lebih unggul, kemungkinan besar akan menggoda pengguna untuk beralih, tentu saja dengan pertimbangan harga.
Kita perlu menunggu perangkat ini meluncur ke pasaran untuk mengetahui detail harganya.
Akankah 2024 menjadi tahunnya laptop Arm? Ada sejumlah tantangan yang perlu dihadapi, seperti efisiensi dan stabilitas emulasi Windows pada ribuan aplikasi, serta seberapa cepat ekosistem native berkembang.
Kemampuan CPU Arm dalam menjalankan game Windows juga menjadi pertanyaan.
Dukungan native Arm untuk Windows membutuhkan waktu dan usaha ekstra, mengingat banyak game yang dikembangkan dengan konsol sebagai target utama.
Pada dasarnya, game di platform Arm kemungkinan besar masih akan bergantung pada emulasi Windows untuk beberapa waktu ke depan.
Sebagai pengguna yang sudah lama menantikan kehadiran laptop Arm, Lenovo yang bocor tersebut terlihat menjanjikan.
Lebih jauh lagi, bayangkan potensi prosesor Snapdragon kelas 95W untuk perangkat desktop di masa mendatang.
Era baru yang menarik tampaknya tengah menanti di dunia laptop.