Diksia.com - An Se-young, pemain bulu tangkis tunggal putri nomor satu dunia asal Korea Selatan, baru-baru ini menjadi sorotan bukan hanya karena prestasinya di Olimpiade Paris 2024, tetapi juga karena kontroversi terkait penanganan cederanya oleh Asosiasi Badminton Korea (BKA).
Setelah memenangkan medali emas di Olimpiade, An Se-young mengungkapkan kekecewaannya terhadap BKA yang dinilai tidak memberikan dukungan memadai saat ia mengalami cedera lutut tahun lalu.
An Se-young mengaku harus bertanding sambil menahan rasa sakit akibat cedera tersebut.
Ia juga menyatakan bahwa awalnya ada kesalahan diagnosis mengenai tingkat keparahan cederanya, yang membuatnya semakin kecewa dengan asosiasi tersebut.
“Saya sangat kecewa dengan (asosiasi) selama cedera saya. Saya benar-benar tidak bisa melupakan momen-momen itu,” kata An Se-young.
Menanggapi tuduhan ini, Kementerian Olahraga Korea Selatan telah memutuskan untuk menyelidiki dugaan kesalahan penanganan cedera oleh BKA.
Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan fakta-fakta yang tepat dan meninjau kebutuhan untuk langkah-langkah perbaikan yang tepat berdasarkan temuan tersebut.
Kementerian juga berencana untuk memeriksa apakah ada area untuk perbaikan dalam manajemen atlet di cabang olahraga lain.
Kementerian Olahraga Korea Selatan telah mengidentifikasi empat kasus utama yang akan diselidiki terkait BKA dan An Se-young.
- Keadilan dalam proses seleksi tim nasional dan efisiensi pelatihan serta dukungan kompetisi.
- Perlunya pelatih pribadi untuk atlet pelatnas.
- Rasionalitas sistem yang membatasi pebulu tangkis untuk mengikuti kompetisi internasional.
- Sistem gaji pemain yang dianggap tidak masuk akal.
Setelah mengungkapkan kekecewaannya, An Se-young mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan kariernya bersama tim nasional bulu tangkis Korea Selatan.
Ia merasa bahwa sistem pelatihan saat ini sudah ketinggalan zaman dan tidak sepenuhnya aman bagi para atlet.
“Saya pikir mungkin sulit untuk melanjutkan dengan tim nasional setelah momen ini,” kata An Se-young.