Diksia.com - Tim bola basket kursi roda Inggris Raya, yang selama ini dikenal sebagai “nyaris juara” di arena Paralimpiade, kini bersiap mematahkan tradisi medali perunggu dan membidik emas di Paris.
Meskipun telah berhasil meraih perunggu dalam empat dari lima Paralimpiade Musim Panas terakhir—termasuk dua edisi terbaru—impian terbesar mereka masih belum tercapai: medali emas.
Gregg Warburton, pemain bintang yang telah menjadi andalan tim bola basket kursi roda Inggris Raya sejak Paralimpiade Rio 2016, menyatakan hasratnya yang mendalam untuk meraih medali emas.
“Saya yang lebih muda pasti kecewa karena hingga kini belum juga mengantongi medali emas yang saya dambakan,” ungkap Warburton. “Saya berharap Paris menjadi ajang di mana semua berubah.”
Warburton, yang pertama kali berlaga di Paralimpiade saat masih remaja, telah mengalami berbagai kekecewaan, termasuk kekalahan tipis dari Amerika Serikat di final Kejuaraan Dunia 2022.
Namun, di balik kegagalan tersebut, tak terbantahkan bahwa Warburton adalah seorang juara. Ia pernah dinobatkan sebagai MVP ketika Inggris Raya memenangkan gelar dunia kedua mereka di Hamburg pada 2018, dan kembali masuk dalam Tim All-Star Eropa pada 2023.
Menelusuri perjalanan kariernya, Warburton mengakui bahwa kekecewaan selalu membayanginya. “Saya sangat bangga bisa berkompetisi di Paralimpiade ketiga saya, tetapi standar saya tinggi,” ujarnya.
“Sejak kecil, saya bermimpi untuk memenangkan banyak medali emas di Paralimpiade, setidaknya dua.”
Warburton diklasifikasikan sebagai “penembak dua angka” dalam bola basket kursi roda, sebuah klasifikasi yang menggambarkan pengaruh keterbatasannya terhadap permainan.
Lahir dengan disabilitas signifikan, termasuk amputasi kaki dan kelainan pada lengan kiri, Warburton menceritakan bagaimana tantangan ini tidak pernah menghentikannya.
“Saya selalu menjadi penggemar berat olahraga,” katanya. “Basket kursi roda membuat saya merasa bebas, dan sejak saat itu saya tak pernah menoleh ke belakang.”
Perjalanan Warburton bersama tim Inggris Raya dimulai dengan medali perunggu di Kejuaraan Eropa U-22 pada 2012, dilanjutkan dengan emas dua tahun kemudian, dan memimpin tim U-23 meraih emas di Kejuaraan Dunia 2017.