Sinopsis Film Lampor Keranda Terbang, Kisah Horor yang Diangkat dari Mitos Jawa

RediksiaMinggu, 11 Februari 2024 | 14:21 WIB
Sinopsis Film Lampor Keranda Terbang, Kisah Horor yang Diangkat dari Mitos Jawa
Sinopsis Film Lampor Keranda Terbang, Kisah Horor yang Diangkat dari Mitos Jawa

Diksia.com - Film horor Indonesia yang berjudul Lampor Keranda Terbang menjadi salah satu film yang banyak dicari dan ditonton oleh penggemar film horor. Film ini dirilis pada 31 Oktober 2019 dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Adinia Wirasti, Dion Wiyoko, Mathias Muchus, dan Steffi Zamora.

Film ini mengangkat kisah horor yang diinspirasi dari sebuah mitos yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu tentang Lampor, setan pencabut nyawa yang membawa keranda terbang. Apa saja yang terjadi di film ini? Simak sinopsis film Lampor Keranda Terbang berikut ini.

Alur Cerita

Film ini menceritakan tentang keluarga Edwin (Dion Wiyoko) dan Netta (Adinia Wirasti) beserta dua anak mereka, Agam (Bimasena) dan Sekar (Angelia Livie), yang kembali ke kampung Netta di Temanggung.

Mereka kembali ke kampung tersebut setelah Netta meninggalkan kampungnya bersama ibunya selama 25 tahun lamanya, karena marah akan perbuatan sesat yang dilakukan oleh ayahnya. Netta harus menyampaikan pesan terakhir dari ibunya yang sudah meninggal untuk ayahnya.

Namun, Netta mendapati ayahnya juga sudah meninggal secara mendadak, sebelum ia tiba di kampung. Netta dan keluarganya disambut dengan curiga dan ketakutan oleh warga kampung, karena kampung tersebut sedang dilanda teror Lampor, setan pencabut nyawa yang membawa keranda terbang.

Menurut mitos, Lampor akan menculik orang yang keluar rumah di waktu maghrib dan membawanya ke dalam keranda terbang. Banyak korban yang hilang dan mati karena Lampor. Edwin berusaha membela istrinya dan percaya bahwa kedatangan mereka tidak membawa musibah.

Namun, satu per satu rahasia terkuak. Ternyata, ayah Netta memiliki skandal dan perbuatan sesat yang melibatkan banyak orang di kampung, termasuk istri keduanya, Esti (Nova Eliza), dan anak tirinya, Yoyo (Rendra Bagus Pamungkas).

Skandal dan kejadian mengerikan itu muncul menghantui dan membuat keluarga Netta terancam pecah. Apalagi, ketika nyawa anak-anak mereka juga terancam oleh Lampor. Tidak ada jalan lain bagi Netta dan Edwin selain menghadapi semua itu.

Ulasan dan Tanggapan

Film Lampor Keranda Terbang mendapatkan ulasan dan tanggapan yang beragam dari para penonton dan kritikus film. Sebagian besar penonton mengaku merasa takut dan tegang saat menonton film ini, karena efek suara dan visual yang menyeramkan. Beberapa adegan juga dianggap berhasil membuat penonton terkejut dan terbawa suasana.

Para penonton juga memuji akting dari para pemeran, terutama Adinia Wirasti yang berperan sebagai Netta. Ia mampu menampilkan emosi yang kuat dan mendalam sebagai seorang istri dan ibu yang harus menghadapi teror Lampor dan rahasia kelam keluarganya.

Namun, film ini juga mendapatkan kritik dan kecaman dari sebagian penonton dan kritikus film. Beberapa di antaranya menganggap film ini kurang orisinal dan hanya meniru film-film horor lain yang sudah ada sebelumnya.

Selain itu, beberapa penonton juga merasa bosan dan kecewa dengan alur cerita yang lambat dan tidak jelas. Beberapa adegan juga dianggap tidak logis dan tidak masuk akal. Beberapa penonton juga merasa tidak puas dengan ending atau akhir cerita yang dianggap terlalu terbuka dan tidak memberikan penjelasan yang memuaskan.

Film Lampor Keranda Terbang adalah film horor Indonesia yang diangkat dari mitos Lampor, setan pencabut nyawa yang membawa keranda terbang. Film ini menceritakan tentang keluarga Netta yang harus menghadapi teror Lampor dan rahasia kelam keluarganya di kampung halamannya.

Film ini mendapatkan ulasan dan tanggapan yang beragam dari para penonton dan kritikus film. Sebagian penonton merasa takut dan tegang saat menonton film ini, namun sebagian lainnya merasa bosan dan kecewa dengan film ini. Film ini cocok untuk kamu yang suka dengan film horor yang menyeramkan dan mengangkat kisah nyata atau mitos.