Namun, kegiatan mereka tidak luput dari pengawasan aparat negara, yang mulai menangkap dan menghilangkan para aktivis mahasiswa. Salah satu korban pertama adalah Alex, yang ditangkap dan disiksa hingga tewas. Kemudian, giliran Bram yang ditangkap dan dibunuh. Biru Laut dan teman-temannya semakin ketakutan dan berusaha menyelamatkan diri. Mereka berpencar ke berbagai tempat, seperti Jakarta, Bandung, Bali, dan luar negeri. Biru Laut sendiri bersembunyi di rumah pamannya di Jakarta, tetapi ia tidak bisa tenang. Ia merasa bersalah karena tidak bisa membantu teman-temannya dan tidak bisa memberi kabar kepada keluarganya. Ia juga merindukan Sari, kekasihnya yang sedang hamil.
Pada suatu malam, Biru Laut mendapat telepon dari Kinan, yang mengatakan bahwa ia telah menemukan cara untuk menyelamatkan Biru Laut. Ia mengajak Biru Laut untuk bertemu di sebuah tempat. Biru Laut pun berangkat dengan harapan dan kecurigaan. Sesampainya di tempat yang ditunjuk, Biru Laut disergap oleh sekelompok orang bersenjata, yang ternyata adalah aparat negara yang bekerja sama dengan Kinan.
Biru Laut merasa dikhianati oleh Kinan, yang ternyata adalah mata-mata yang sudah lama menyusup ke kelompok mereka. Biru Laut kemudian ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui. Di sana, ia disiksa dan diinterogasi, tetapi ia tetap tidak mau mengaku dan memberi informasi. Ia hanya berharap agar Sari dan anaknya selamat, dan agar Asmara dan keluarganya tidak berhenti mencarinya.
Babak Kedua: Asmara Jati
Asmara Jati adalah seorang anak yang tumbuh dalam bayang-bayang kakaknya, Biru Laut. Ia sangat mengagumi kakaknya, yang selalu cerdas, berani, dan peduli. Ia juga sangat menyayangi kakaknya, yang selalu melindungi dan menghiburnya. Ia sering mendengarkan cerita-cerita kakaknya tentang sastra, politik, dan cinta. Ia juga sering bermain dengan kakaknya dan teman-temannya, seperti Kinan, Alex, Daniel, Sunu, dan Bram. Ia merasa bahagia dan bangga memiliki kakak seperti Biru Laut.
Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi kesedihan dan kebingungan ketika Biru Laut menghilang tanpa jejak. Asmara dan keluarganya tidak tahu apa yang terjadi dengan Biru Laut, apakah ia masih hidup atau sudah mati, apakah ia ditangkap atau melarikan diri, apakah ia bersalah atau tidak. Mereka mencoba mencari tahu keberadaan Biru Laut, tetapi mereka tidak mendapat jawaban yang pasti. Mereka hanya mendapat kabar buruk tentang teman-teman Biru Laut yang juga menghilang atau tewas. Mereka juga mendapat tekanan dan ancaman dari pihak-pihak yang tidak suka dengan aktivitas Biru Laut. Mereka harus hidup dalam ketakutan dan kesendirian.