Diksia.com - Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori adalah salah satu novel fiksi sejarah yang mengangkat tema penghilangan aktivis mahasiswa pada masa Orde Baru. Novel ini bercerita tentang kehidupan dan perjuangan Biru Laut Wibisana, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, yang bersama teman-temannya membentuk kelompok perlawanan Wirasena dan Winatra.
Novel ini juga menggambarkan dampak dari penghilangan tersebut bagi keluarga, sahabat, dan cinta yang ditinggalkan. Novel ini telah mendapatkan banyak apresiasi dari para pembaca dan kritikus, serta telah diadaptasi ke dalam bentuk film pendek dan terjemahan bahasa Inggris. Dalam artikel ini, kita akan membahas ringkasan novel Laut Bercerita dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya.
Alur Novel Laut Bercerita
Novel Laut Bercerita terdiri dari dua babak yang masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda. Babak pertama diceritakan dari sudut pandang Biru Laut, yang mengisahkan kembali perjalanan hidupnya dari masa kecil hingga saat-saat terakhir sebelum ia ditangkap oleh aparat negara. Babak kedua diceritakan dari sudut pandang Asmara Jati, adik Biru Laut, yang mengisahkan bagaimana ia dan keluarganya mencari kebenaran dan keadilan atas nasib kakaknya.
Babak Pertama: Biru Laut
Biru Laut Wibisana adalah seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang mencintai sastra. Ayahnya adalah seorang wartawan yang sering membacakan puisi dan cerita kepada anak-anaknya, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang pandai memasak. Biru Laut memiliki seorang adik laki-laki bernama Asmara Jati, yang lebih suka hal-hal yang berbau sains dan logika. Biru Laut sendiri sangat tertarik dengan sastra, terutama karya-karya yang berani mengkritik keadaan sosial dan politik. Ia juga memiliki rasa keadilan yang tinggi dan tidak suka dengan ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya.
Saat kuliah di Universitas Gadjah Mada, Biru Laut bertemu dengan Kinan, Alex, Daniel, Sunu, dan Bram, yang menjadi sahabat-sahabatnya. Mereka berlima memiliki latar belakang dan minat yang berbeda-beda, tetapi mereka bersatu dalam satu tujuan, yaitu melawan rezim Orde Baru yang dianggap otoriter dan korup. Mereka membentuk kelompok perlawanan Wirasena dan Winatra, yang melakukan berbagai aksi protes dan propaganda. Biru Laut menjadi sekretaris jenderal Wirasena, sedangkan Bram menjadi ketuanya. Mereka juga menjalin hubungan asmara dengan beberapa wanita, seperti Rani, Nia, dan Sari.