Resensi Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

RediksiaMinggu, 4 Februari 2024 | 20:46 WIB
Resensi Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori
Resensi Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori

Diksia.com - Novel Laut Bercerita adalah karya sastra yang ditulis oleh Leila S. Chudori, seorang wartawan senior di majalah Tempo. Novel ini diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada tahun 2017. Novel ini mengangkat kisah para aktivis mahasiswa yang menghadapi kekejaman dan ketidakadilan rezim Orde Baru pada tahun 90-an hingga 2000-an.

Novel ini juga mengisahkan tentang pencarian jejak dan kebenaran dari 13 orang aktivis yang hilang secara misterius hingga kini. Novel ini merupakan novel fiksi sejarah yang berdasarkan pada fakta-fakta nyata yang terjadi di masa lalu. Novel ini juga telah diadaptasi menjadi film pendek yang disutradarai oleh Pritagita Arianegara.

Sinopsis Novel Laut Bercerita

Novel ini terbagi menjadi dua bagian yang menceritakan kisah dari dua sudut pandang yang berbeda. Bagian pertama menceritakan kisah dari sudut pandang Biru Laut Wibisono, seorang mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Laut bersama dengan teman-temannya, seperti Sunu, Alex, Kinan, Daniel, Gusti, Julius, Bram, dan lain-lain, adalah aktivis mahasiswa yang berjuang untuk menyuarakan hak-hak rakyat dan menentang kezaliman pemerintah.

Mereka sering mengadakan pertemuan rahasia di sebuah rumah kontrakan di Seyegan, Yogyakarta, untuk merencanakan aksi-aksi protes dan demonstrasi. Mereka juga membaca dan menulis karya-karya sastra yang radikal dan kritis. Namun, perjuangan mereka tidak mudah. Mereka harus menghadapi ancaman, intimidasi, penangkapan, penyiksaan, dan penghilangan paksa dari aparat keamanan yang brutal. Banyak dari mereka yang hilang tanpa jejak, termasuk Laut sendiri.

Bagian kedua menceritakan kisah dari sudut pandang Asmara Jati, adik perempuan Laut, yang berusaha mencari tahu nasib kakaknya yang hilang. Asmara adalah seorang jurnalis yang bekerja di majalah Tempo. Ia juga seorang penulis yang menulis novel-novel berdasarkan pengalaman hidupnya. Asmara tidak pernah menyerah untuk mencari kebenaran tentang apa yang terjadi pada Laut dan teman-temannya.

Ia melakukan riset, wawancara, dan penyelidikan untuk mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi. Ia juga berusaha untuk menyembuhkan trauma dan luka yang diderita oleh keluarga dan kerabat korban. Ia berharap bahwa suatu hari nanti, Laut dan teman-temannya akan kembali dan bercerita tentang apa yang mereka alami.

Penokohan dalam Novel Laut Bercerita

Novel ini memiliki banyak tokoh yang mewakili berbagai latar belakang, karakter, dan peran. Tokoh utama novel ini adalah Laut dan Asmara, yang merupakan dua saudara yang memiliki visi dan misi yang berbeda. Laut adalah seorang aktivis yang idealis, berani, dan gigih. Ia rela mengorbankan segalanya demi perjuangan yang ia yakini.

Ia juga seorang sahabat yang setia, seorang kekasih yang romantis, dan seorang kakak yang penyayang. Asmara adalah seorang jurnalis yang profesional, cerdas, dan kritis. Ia berusaha untuk mengungkap kebenaran dan keadilan dengan cara yang lebih halus dan diplomatis. Ia juga seorang penulis yang kreatif, seorang adik yang penasaran, dan seorang wanita yang mandiri.

Tokoh-tokoh lain yang penting dalam novel ini adalah teman-teman Laut yang juga aktivis mahasiswa, seperti Sunu, Alex, Kinan, Daniel, Gusti, Julius, Bram, dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang memiliki semangat, idealisme, dan solidaritas yang tinggi.

Mereka juga memiliki keunikan dan keahlian masing-masing, seperti Sunu yang jago berpidato, Alex yang mahir bermain gitar, Kinan yang piawai menulis puisi, Daniel yang cerdik berbahasa Inggris, Gusti yang pandai berorganisasi, Julius yang humoris, Bram yang pemberani, dan lain-lain. Mereka adalah sahabat-sahabat yang saling mendukung, menghibur, dan melindungi satu sama lain.

Tokoh-tokoh lain yang juga berperan dalam novel ini adalah keluarga dan kerabat korban, seperti ibu Laut, ayah Laut, ibu Asmara, ayah Asmara, nenek Laut, kakek Laut, nenek Asmara, kakek Asmara, dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang mengalami kesedihan, kehilangan, dan ketidakberdayaan yang mendalam.

Mereka juga mengalami tekanan, diskriminasi, dan stigma dari masyarakat. Mereka harus bertahan dan berjuang untuk mendapatkan hak-hak mereka sebagai keluarga korban. Mereka juga harus mencari cara untuk menyembuhkan luka dan trauma yang mereka derita.

Keunggulan Novel Laut Bercerita

Novel ini memiliki banyak keunggulan yang membuatnya layak untuk dibaca dan diapresiasi. Salah satu keunggulan novel ini adalah riset yang mendalam yang dilakukan oleh penulis. Penulis melakukan wawancara langsung dengan korban yang selamat, keluarga korban, saksi mata, ahli sejarah, dan pihak-pihak yang terkait.

Penulis juga mengumpulkan data, dokumen, arsip, bukti, dan fakta-fakta yang relevan dengan tema novel ini. Penulis juga menggali karakter, latar belakang, dan motivasi dari tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini. Hal ini membuat novel ini memiliki kredibilitas, akurasi, dan realisme yang tinggi.

Keunggulan lain dari novel ini adalah gaya penulisan yang menarik dan mengalir. Penulis menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami. Penulis juga menggunakan teknik bercerita yang efektif, seperti flashback, dialog, deskripsi, dan monolog.

Penulis juga menggunakan sudut pandang yang bervariasi, seperti orang pertama, orang ketiga, dan orang kedua. Penulis juga menggunakan unsur-unsur sastra yang kaya, seperti metafora, simbol, ironi, dan lain-lain. Hal ini membuat novel ini memiliki estetika, dinamika, dan dramatika yang tinggi.

Keunggulan lain dari novel ini adalah pesan dan amanat yang menggugah. Novel ini menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya menghargai hak asasi manusia, demokrasi, dan kebebasan berpendapat. Novel ini juga menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya mengingat dan menghormati sejarah, terutama sejarah yang penuh dengan kesedihan dan ketidakadilan.

Novel ini juga menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya mencari dan menemukan kebenaran, keadilan, dan rekonsiliasi bagi para korban dan keluarga korban. Novel ini juga menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya menyembuhkan luka dan trauma yang diderita oleh para korban dan keluarga korban.

Novel ini juga menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya menjaga persahabatan, percintaan, dan kekeluargaan di tengah-tengah situasi yang sulit. Novel ini juga menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya memiliki semangat, harapan, dan optimisme untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.

Novel ini juga menyampaikan pesan dan amanat tentang pentingnya memiliki kreativitas, imajinasi, dan ekspresi untuk menyalurkan perasaan dan pemikiran yang ada di dalam diri. Hal ini membuat novel ini memiliki nilai-nilai, inspirasi, dan motivasi yang tinggi.

Kelemahan Novel Laut Bercerita

Novel ini juga memiliki beberapa kelemahan yang dapat menjadi bahan kritik untuk perbaikan. Salah satu kelemahan novel ini adalah panjangnya novel yang mencapai lebih dari 800 halaman. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bosan, lelah, atau kehilangan minat untuk membaca novel ini sampai selesai.

Novel ini juga memiliki banyak detail, informasi, dan data yang terkadang tidak relevan atau penting untuk alur cerita. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bingung, kewalahan, atau kehilangan fokus untuk mengikuti novel ini.

Novel ini juga memiliki banyak tokoh, nama, dan tempat yang terkadang sulit untuk diingat atau dibedakan oleh pembaca. Hal ini dapat membuat pembaca merasa kesulitan untuk mengenal dan memahami karakter dan latar belakang dari tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini.

Kelemahan lain dari novel ini adalah sudut pandang yang terkadang tidak konsisten atau tidak jelas. Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama untuk menceritakan kisah Laut, sudut pandang orang ketiga untuk menceritakan kisah Asmara, dan sudut pandang orang kedua untuk menceritakan kisah para korban yang hilang.

Namun, terkadang sudut pandang ini bercampur atau berganti tanpa alasan yang jelas. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bingung, tidak nyaman, atau tidak terhubung dengan tokoh-tokoh yang ada dalam novel ini. Novel ini juga menggunakan bahasa yang terkadang tidak sesuai dengan konteks atau situasi.

Novel ini menggunakan bahasa yang formal, baku, dan standar untuk menceritakan kisah yang serius, tragis, dan menyentuh. Namun, terkadang novel ini juga menggunakan bahasa yang informal, slang, dan gaul untuk menceritakan kisah yang lucu, santai, dan menghibur. Hal ini dapat membuat pembaca merasa tidak sesuai, tidak konsisten, atau tidak realistis dengan novel ini.

Kesimpulan

Novel Laut Bercerita adalah novel yang layak untuk dibaca dan diapresiasi oleh pembaca yang tertarik dengan tema sejarah, politik, dan sastra. Novel ini memiliki banyak keunggulan, seperti riset yang mendalam, gaya penulisan yang menarik, dan pesan yang menggugah.

Novel ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti panjangnya novel, banyaknya detail, dan sudut pandang yang tidak konsisten. Novel ini merupakan novel yang berani, kritis, dan inspiratif yang dapat memberikan wawasan, pengetahuan, dan empati kepada pembaca.

Novel ini juga merupakan novel yang menghormati, mengingat, dan menyuarakan para korban dan keluarga korban yang mengalami ketidakadilan dan kekerasan di masa lalu. Novel ini juga merupakan novel yang mengajak, mengharap, dan menantikan kebenaran, keadilan, dan rekonsiliasi bagi para korban dan keluarga korban di masa depan.