Diksia.com - Novel Pantai Kasih karya Azmah Nordin bukan hanya menyajikan kisah inspiratif tentang perjuangan seorang dokter wanita, Raiha, dalam menghadapi berbagai rintangan hidup.
Di balik alur cerita yang memikat, terukir peristiwa-peristiwa keinsafan yang mampu menggetarkan jiwa para pembacanya.
Salah satu peristiwa keinsafan yang paling menonjol adalah saat Sister Felicia Landosi, seorang biarawati yang bekerja di rumah sakit jiwa, mengakui kesalahannya.
Felicia, yang selama ini menyembunyikan kebenaran tentang kematian anak perempuan Raiha, akhirnya tersadar akan kesalahannya dan meminta maaf.
Pengakuan ini membawa kelegaan bagi Raiha dan menjadi momen penting dalam proses penyembuhannya.
Peristiwa keinsafan lain yang tak kalah menyentuh adalah saat Dr. Uwang, seorang dokter yang arogan dan egois, mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit jiwa yang dipimpin Raiha.
Di sana, Uwang merasakan bagaimana rasanya menjadi pasien yang terpinggirkan dan diperlakukan tidak adil. Pengalaman ini membuatnya tersadar akan kesalahannya dan memohon maaf kepada Raiha atas sikapnya yang selama ini.
Novel Pantai Kasih juga menyajikan berbagai peristiwa keinsafan lainnya, seperti saat Raiha menegur Felicia karena bersikap kasar terhadap pasien miskin dan saat para pasien rumah sakit jiwa menemukan makna hidup melalui seni dan persahabatan.
Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya memberikan pelajaran berharga bagi para karakter, tetapi juga bagi para pembaca.
Melalui peristiwa-peristiwa keinsafan ini, novel Pantai Kasih mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai kemanusiaan dan pentingnya hidup dengan penuh kasih sayang.
Kita diingatkan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berubah dan menjadi lebih baik. Kita juga didorong untuk lebih peka terhadap penderitaan orang lain dan saling membantu dalam kesulitan.