Diksia.com - Okky Madasari adalah salah satu novelis perempuan Indonesia yang terkenal dengan karya-karyanya yang mengangkat tema-tema sosial dan politik di Indonesia. Okky sering menulis tentang perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan, serta perjuangan untuk meraih kebebasan dan kemanusiaan.
Latar Belakang
Okky lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur. Ia lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada tahun 2005 dengan gelar sarjana ilmu politik. Setelah lulus, ia memilih untuk menjadi jurnalis dan penulis. Pada tahun 2012, ia melanjutkan studi magister di bidang sosiologi di Universitas Indonesia, dan lulus pada tahun 2014 dengan tesis berjudul Genealogi Novel-Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam, dan Sastra Perlawanan.
Pada tahun 2019, Okky mendapatkan beasiswa penuh dari Universitas Nasional Singapura (NUS) untuk menempuh program doktor di universitas tersebut. Okky saat ini sedang menulis tesis doktoralnya tentang sensor budaya di era pasca-totaliter Indonesia.
Karya-Karya
Novel-novel Okky selalu berusaha mengangkat isu-isu seputar hak asasi manusia dan kebebasan, serta menggambarkan perjuangan melawan berbagai bentuk represi. Okky dikenal sebagai seorang realis. Semua novelnya berusaha menggambarkan Indonesia dan masyarakatnya, beserta masalah-masalah dasar dan universal yang dihadapi umat manusia.
Novel-novelnya mendapat pujian di seluruh Indonesia. Apsanti Djokosujatno, salah satu kritikus sastra Indonesia yang terkemuka dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa karya-karya Okky sudah termasuk dalam kategori kanon dan akan dianggap sebagai klasik. Apsanti bahkan menyebut Okky sebagai Pramoedya Ananta Toer berikutnya.
Novel pertama Okky, Entrok (2010), menceritakan tentang kehidupan Indonesia di bawah rezim diktator Suharto dan bagaimana masyarakat berusaha bertahan di bawah tekanan dominasi militer4
Novel kedua Okky, 86 (2011), menggambarkan korupsi di negeri ini dan di kalangan para pegawai negeri. Novel ini masuk dalam lima besar nominasi Kusala Sastra Khatulistiwa pada tahun 2011.