Diksia.com - Novel sejarah pribadi adalah novel yang mengisahkan pengalaman hidup seseorang dalam konteks sejarah. Novel ini berbeda dengan novel sejarah biasa, yang lebih menekankan pada fakta dan peristiwa sejarah, atau novel autobiografi, yang lebih menekankan pada kebenaran dan kesaksian pribadi. Novel sejarah pribadi lebih bebas dalam mengolah unsur fiksi, seperti tokoh, latar, alur, dan gaya bahasa, asalkan tidak bertentangan dengan kenyataan sejarah.
Novel sejarah pribadi memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Novel sejarah pribadi dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan menarik tentang sejarah, yang mungkin tidak ditemukan dalam sumber-sumber resmi atau akademis.
- Novel sejarah pribadi dapat menggugah empati dan simpati pembaca terhadap tokoh dan peristiwa sejarah, karena novel ini lebih menonjolkan sisi manusiawi dan emosional dari sejarah.
- Novel sejarah pribadi dapat menjadi sarana edukasi dan inspirasi bagi pembaca, karena novel ini mengajak pembaca untuk belajar dari pengalaman dan pelajaran hidup tokoh sejarah.
Cara Menulis Novel Sejarah Pribadi
Menulis novel sejarah pribadi tidaklah mudah, karena penulis harus menggabungkan antara fakta sejarah dan imajinasi fiksi. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu penulis dalam menulis novel sejarah pribadi:
1. Tentukan tema dan tujuan novel
Tema adalah ide pokok atau pesan yang ingin disampaikan penulis melalui novel. Tujuan adalah alasan atau motivasi penulis dalam menulis novel. Tema dan tujuan novel harus sesuai dengan minat, bakat, dan nilai-nilai penulis. Contohnya, tema novel bisa tentang perjuangan, cinta, persahabatan, keadilan, atau kebebasan. Tujuan novel bisa untuk menghibur, menginformasikan, mengkritik, atau menginspirasi pembaca.
2. Lakukan riset sejarah
Riset sejarah adalah proses mencari dan mengumpulkan data atau informasi tentang latar belakang sejarah novel. Riset sejarah penting untuk memastikan bahwa novel sejarah pribadi memiliki dasar yang kuat dan kredibel. Sumber-sumber yang dapat digunakan untuk riset sejarah antara lain buku, jurnal, artikel, dokumen, arsip, saksi mata, atau situs web. Penulis harus selektif dan kritis dalam memilih dan mengevaluasi sumber-sumber tersebut, serta mencatat sumber-sumber tersebut dengan baik untuk menghindari plagiarisme.
3. Pilih tokoh dan sudut pandang
Tokoh adalah orang yang menjadi pusat cerita dalam novel. Sudut pandang adalah cara pandang atau perspektif yang digunakan penulis untuk menceritakan novel. Tokoh dan sudut pandang harus dipilih dengan hati-hati, karena keduanya akan mempengaruhi alur, gaya, dan nada novel. Penulis dapat memilih tokoh yang nyata atau fiktif, asalkan tokoh tersebut memiliki keterkaitan dengan sejarah. Penulis juga dapat memilih sudut pandang yang pertama, kedua, atau ketiga, asalkan sudut pandang tersebut sesuai dengan karakter dan tujuan novel.
4. Buat kerangka dan alur novel
Kerangka adalah rangkaian pokok-pokok cerita yang menjadi acuan penulis dalam menulis novel. Alur adalah urutan peristiwa yang membentuk cerita dalam novel. Kerangka dan alur novel harus dibuat dengan jelas dan logis, agar novel sejarah pribadi memiliki struktur yang rapi dan koheren. Penulis dapat menggunakan metode seperti sinopsis, outline, mind map, atau timeline untuk membuat kerangka dan alur novel.
5. Tulis dan revisi novel
Tulis adalah proses menuangkan ide dan imajinasi penulis menjadi kata-kata dalam novel. Revisi adalah proses memeriksa dan memperbaiki novel yang telah ditulis. Tulis dan revisi novel harus dilakukan dengan teliti dan kreatif, agar novel sejarah pribadi memiliki kualitas yang baik dan menarik. Penulis harus memperhatikan aspek-aspek seperti bahasa, gaya, ejaan, tanda baca, kalimat, paragraf, dialog, deskripsi, dan lain-lain. Penulis juga dapat meminta bantuan orang lain, seperti editor, korektor, atau pembaca, untuk memberikan masukan atau saran untuk novel.
Contoh Novel Sejarah Pribadi
Berikut adalah beberapa contoh novel sejarah pribadi yang populer dan terkenal, baik di Indonesia maupun di dunia:
1. Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
Novel ini menceritakan tentang kisah nyata pengalaman hidup penulis dan teman-temannya di sebuah sekolah dasar miskin di Belitung, yang berjuang untuk tetap belajar di tengah keterbatasan dan tantangan zaman Orde Baru. Novel ini menggambarkan dengan indah dan menyentuh tentang semangat, mimpi, cinta, dan persahabatan anak-anak Belitung, yang tidak pernah menyerah meski hidup di pinggiran sejarah.
2. The Book Thief karya Markus Zusak
Novel ini menceritakan tentang kisah fiktif seorang gadis Jerman bernama Liesel Meminger, yang hidup di masa Nazi dan Perang Dunia II. Liesel memiliki kebiasaan mencuri buku-buku yang dilarang atau dibuang oleh rezim Nazi, dan membacanya bersama teman-temannya, keluarganya, dan seorang Yahudi yang disembunyikan di ruang bawah tanah. Novel ini menggambarkan dengan dramatis dan emosional tentang kekuatan kata-kata, buku, dan cinta, yang mampu bertahan di tengah kegelapan sejarah.
3. Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan
Novel ini menceritakan tentang kisah fiktif seorang wanita cantik bernama Dewi Ayu, yang hidup di sebuah kota fiktif bernama Halimunda, yang mengalami berbagai peristiwa sejarah Indonesia, mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang, revolusi, Orde Lama, Orde Baru, hingga reformasi. Dewi Ayu memiliki nasib tragis, karena ia harus menjadi pelacur, menikah dengan orang-orang yang tidak dicintainya, dan melahirkan anak-anak yang tidak diinginkannya. Novel ini menggambarkan dengan satir dan absurd tentang ironi, kekerasan, dan seksualitas, yang menyelimuti sejarah Indonesia.
Kesimpulan
Novel sejarah pribadi adalah novel yang mengisahkan pengalaman hidup seseorang dalam konteks sejarah, dengan mengolah unsur fiksi, seperti tokoh, latar, alur, dan gaya bahasa. Novel sejarah pribadi memiliki kelebihan, seperti memberikan sudut pandang yang berbeda dan menarik tentang sejarah, menggugah empati dan simpati pembaca terhadap tokoh dan peristiwa sejarah, dan menjadi sarana edukasi dan inspirasi bagi pembaca.