Novel Salah Asuhan: Kisah Cinta yang Terhalang Budaya

RediksiaKamis, 21 Desember 2023 | 13:48 WIB
Novel Salah Asuhan
Novel Salah Asuhan

Namun, ia salah besar. Ia malah mendapat penolakan dan penghinaan dari keluarga dan teman-teman Corrie. Ia juga merasa asing dan tidak nyaman dengan budaya Barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan dirinya. Ia menyadari bahwa ia telah salah asuhan dan menyesali keputusannya.

Tokoh dan Perkembangan Karakter

  • Hanafi: tokoh utama novel ini. Ia adalah seorang pemuda Minangkabau yang terpesona oleh budaya Barat dan jatuh cinta pada Corrie. Ia rela meninggalkan segala hal yang berhubungan dengan keindonesiaannya, seperti nama, ibu, adat, agama, dan tanah airnya. Ia berharap bisa hidup bahagia sebagai orang Barat. Namun, ia malah mendapat penyesalan dan kesedihan. Ia menyadari bahwa ia telah salah asuhan dan tidak bisa kembali ke jati dirinya yang sebenarnya.
  • Corrie: tokoh utama wanita novel ini. Ia adalah seorang gadis Belanda yang menjadi teman dekat Hanafi. Ia tidak mencintai Hanafi dan hanya menganggapnya sebagai sahabat. Ia tidak mau menurunkan derajatnya dengan menikah dengan seorang pribumi. Namun, ia merasa kasihan pada Hanafi dan akhirnya menerima lamarannya. Ia tidak bahagia dengan pernikahannya dan merasa terjebak. Ia juga tidak bisa menerima Hanafi sebagai suaminya yang sebenarnya.
  • Rapiah: tokoh pendukung novel ini. Ia adalah seorang gadis Minangkabau yang dipilihkan oleh ibu Hanafi untuk menjadi istrinya. Ia adalah seorang gadis yang santun, pendiam, dan taat. Ia mencintai Hanafi dan bersedia menikah dengannya. Namun, ia tidak mendapat perhatian dan kasih sayang dari Hanafi. Ia dikhianati dan diceraikan oleh Hanafi. Ia merasa sedih dan kecewa, tetapi ia tetap sabar dan ikhlas.

Tema dan Pesan

Novel Salah Asuhan mengangkat tema tentang perbenturan antara budaya Timur dan Barat, khususnya di masa penjajahan Belanda. Novel ini juga mengkritik mentalitas pemuda Indonesia yang terpengaruh oleh budaya Barat dan mengabaikan budaya sendiri.

Novel ini menyampaikan pesan bahwa kita harus mencintai dan menghargai budaya kita sendiri. Kita tidak boleh terbuai oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri kita.