Novel Gadis Kretek, Kisah Cinta dan Sejarah Industri Kretek di Indonesia

RediksiaMinggu, 11 Agustus 2024 | 09:33 WIB
Novel Gadis Kretek, Kisah Cinta dan Sejarah Industri Kretek di Indonesia
Novel Gadis Kretek, Kisah Cinta dan Sejarah Industri Kretek di Indonesia

Diksia.com - Gadis Kretek karya Ratih Kumala bukan sekadar novel, melainkan sebuah lukisan panorama kehidupan Indonesia pada masa lampau.

Dengan latar belakang industri kretek yang sedang berkembang pesat, Ratih menyajikan kisah cinta yang rumit, intrik bisnis yang tajam, dan potret sosial yang begitu hidup.

Novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala adalah sebuah karya sastra yang memadukan unsur sejarah, budaya, dan romansa.

Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2012 oleh Gramedia Pustaka Utama dan telah mendapatkan banyak perhatian dari pembaca serta kritikus sastra.

Cerita dimulai dengan Pak Raja yang sedang sekarat dan menyebut nama seorang perempuan, Jeng Yah, yang bukan istrinya. Hal ini membuat ketiga anaknya, Lebas, Karim, dan Tegar, merasa gundah dan memutuskan untuk mencari Jeng Yah.

Perjalanan mereka membawa kita ke pelosok Jawa, mengungkap rahasia keluarga dan asal-usul Kretek Djagad Raja, sebuah merek kretek terkenal di Indonesia.

Kisah cinta Raja dan Jeng Yah memang menjadi benang merah yang menyatukan seluruh plot. Namun, novel ini menawarkan lebih dari sekadar romantisme belaka.

Persaingan bisnis antara para pengusaha kretek, seperti Soeradja dan Idroes Moeria, menjadi bumbu penyedap yang membuat cerita semakin menarik.

Kita diajak menyelami dunia bisnis yang penuh intrik, di mana persahabatan dan permusuhan bisa berubah seketika.

Gadis Kretek juga menyajikan potret sosial yang begitu mendalam. Kita diajak melihat bagaimana perempuan pada masa itu memiliki peran yang sangat penting dalam industri kretek.

Jeng Yah, dengan keahlian meracik kreteknya yang unik, menjadi sosok yang sangat dihormati. Namun, di balik kejayaannya, ia juga harus menghadapi berbagai tantangan dan diskriminasi.

Selain itu, novel ini juga menyoroti perkembangan sosial dan politik di Indonesia, terutama pada masa penjajahan Belanda dan awal kemerdekaan.

Kita dapat merasakan bagaimana perubahan zaman mempengaruhi kehidupan para tokoh dalam novel.

Ratih Kumala sangat piawai dalam menggunakan simbolisme untuk menyampaikan pesan-pesan tersirat. Misalnya, kretek sendiri bisa diartikan sebagai simbol dari kehidupan yang pahit manis.