Sementara itu, Mr. Weston memiliki seorang putra bernama Frank Churchill, yang diadopsi oleh bibinya yang kaya dan keras kepala, Mrs. Churchill. Frank belum pernah berkunjung ke ayahnya karena selalu dihalangi oleh bibinya. Akhirnya, Frank bisa datang ke Highbury setelah Mrs. Churchill sakit parah. Frank adalah seorang pemuda yang tampan, ceria, dan ramah. Dia segera menarik perhatian Emma dan orang-orang di desa. Emma mulai berpikir bahwa Frank mungkin adalah jodohnya.
Emma dan Frank sering bersenang-senang bersama, termasuk menggoda Miss Bates, seorang perempuan tua yang cerewet dan miskin, yang merupakan bibi dari Jane Fairfax. Jane adalah seorang gadis cantik dan berbakat yang bersekolah di London dan kembali ke Highbury untuk tinggal bersama neneknya, Mrs. Bates.
Jane adalah saingan Emma dalam hal kecerdasan dan kemampuan bermain piano. Emma tidak menyukai Jane karena merasa Jane terlalu pendiam dan sombong. Emma juga curiga bahwa Jane memiliki hubungan rahasia dengan Mr. Dixon, suami dari sahabat Jane, Miss Campbell.
Emma dan Frank mengadakan pesta piknik di Box Hill, sebuah bukit yang indah. Di sana, Emma melakukan kesalahan besar dengan menghina Miss Bates di depan semua orang. Mr. Knightley, yang juga ikut serta dalam pesta, menegur Emma dengan keras dan membuat Emma menyesal. Emma kemudian meminta maaf kepada Miss Bates, yang menerimanya dengan baik.
Tidak lama kemudian, Emma mendapat kabar mengejutkan bahwa Frank dan Jane ternyata sudah bertunangan sejak lama, tetapi mereka menyembunyikannya karena takut dimarahi oleh Mrs. Churchill. Emma merasa kaget dan lega, karena dia menyadari bahwa dia tidak benar-benar mencintai Frank. Emma juga merasa kasihan kepada Jane, yang harus menahan perasaannya dan menipu semua orang. Emma berusaha berbaik-baik dengan Jane dan mengirimkan hadiah untuknya.
Emma kemudian menyadari bahwa dia sebenarnya mencintai Mr. Knightley, yang selalu ada untuknya dan memberikan nasihat yang jujur dan bijaksana. Emma khawatir bahwa Mr. Knightley malah menyukai Harriet, yang juga menunjukkan tanda-tanda jatuh cinta kepadanya. Emma merasa cemburu dan takut kehilangan Mr. Knightley.
Namun, rasa cemas Emma sirna ketika Mr. Knightley datang ke Hartfield dan menyatakan cintanya kepada Emma. Emma sangat bahagia dan menerima lamaran Mr. Knightley. Mereka berdua sepakat untuk tinggal di Hartfield agar bisa merawat ayah Emma.