Novel Dubia ad Bonam by Jumeria Koro

RediksiaKamis, 23 Mei 2024 | 09:45 WIB
Novel Dubia ad Bonam by Jumeria Koro
Novel Dubia ad Bonam by Jumeria Koro

Diksia.com - Luka batin masa lalu yang tak terungkap bisa menghancurkan masa depan. Namun, akankah terapi psikologis dan cinta menjadi jalan keluar? Temukan jawabannya dalam novel Dubia ad Bonam.

Pernahkah kamu merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam dirimu, trauma masa lalu yang tak kunjung hilang? Atau mungkin kamu pernah bertanya-tanya, mungkinkah cinta bisa menyembuhkan luka batin?

Novel Dubia ad Bonam karya Jumeria Koro akan mengajakmu menyelami kisah Gagah dan Kinan, dua insan yang terjebak dalam belenggu masa lalu, mencari jalan menuju penyembuhan dan cinta sejati.

Dua Jiwa yang Terluka, Satu Jalan Menuju Penyembuhan. Gagah Perkasa, pemuda dengan cita-cita menjadi polisi, harus menerima kenyataan pahit saat gagal tes psikologi.

Kinantara, psikolog yang mewawancarainya, merasakan ada luka tersembunyi dalam diri Gagah. Keduanya, tanpa disadari, memiliki unfinished business masing-masing yang harus diselesaikan.

Pertemuan mereka kembali, bukan sebagai psikolog dan klien, melainkan sebagai terapis dan pasien, membawa mereka pada perjalanan penyembuhan yang tak terduga. Akankah terapi psikologis dan cinta yang tumbuh di antara mereka mampu melepaskan belenggu masa lalu?

Detail Novel

  • Judul: Dubia ad Bonam
  • Pengarang: Jumeria Koro
  • Genre: Fiksi, Roman
  • Bahasa: Indonesia
  • Penerbit: KBM App
  • Rating: 4.5/5 (berdasarkan ulasan pembaca)

Sinopsis

Dubia ad Bonam berarti “diragukan tetapi cenderung baik” dalam konteks prognosis medis. Novel ini mengikuti kisah Gagah Perkasa, seorang pemuda yang bercita-cita menjadi anggota POLRI seperti ayahnya.

Impiannya kandas setelah gagal dalam tes psikologi karena trauma masa kecil akibat kematian ibunya dan perlakuan buruk dari guru BK di sekolah.

Kinantara, seorang psikolog yang mewawancarai Gagah, melihat ada sesuatu yang salah dalam diri pemuda itu. Trauma masa lalu telah membuat emosi Gagah tidak seimbang.

Meskipun Kinan menolak meluluskan Gagah, mereka bertemu kembali dalam konteks yang berbeda, di mana Kinan menjadi terapis Gagah. Melalui terapi, Kinan dan Gagah saling membantu dalam penyembuhan luka batin mereka.