Novel Bandung After Rain Karya Wulan Nur Amalia

RediksiaRabu, 10 September 2025 | 11:44 WIB
Novel Bandung After Rain Karya Wulan Nur Amalia
Novel Bandung After Rain Karya Wulan Nur Amalia

Diksia.com - Novel Bandung After Rain karya Wulan Nur Amalia menjadi salah satu karya romansa Indonesia yang berhasil mencuri perhatian pecinta buku sejak dirilis pada September 2024.

Berlatar belakang Kota Bandung yang dikenal dengan suasana romantis dan sejuk, novel ini mengisahkan perjalanan cinta penuh dinamika antara Hemachandra, atau yang akrab disapa Hema, dan Rania, yang kerap dipanggil Ra.

Kisah ini bukan sekadar cerita cinta biasa, melainkan sebuah perjalanan emosional yang menggambarkan penyesalan, kehilangan, dan harapan untuk kedua kalinya.

Sinopsis Novel Bandung After Rain

Cerita ini berpusat pada Hema, seorang pemuda hangat dan tangguh yang hidup di Bandung bersama ibunya. Selama hampir tujuh tahun, Hema menjalin hubungan dengan Ra, namun hubungan mereka kandas sebulan sebelum perayaan ulang tahun ke-7 mereka. Sebuah kesalahan fatal yang dilakukan Hema membuatnya tenggelam dalam penyesalan.

Hari-harinya diisi dengan kegiatan sederhana seperti kuliah, membaca buku, bermain gitar, dan menikmati kopi panas untuk menenangkan hati. Namun, apakah langkahnya berjalan di bawah hujan Bandung cukup untuk membawa Ra kembali ke dalam hidupnya?

Rania, di sisi lain, memilih untuk bangkit dari luka hatinya. Ia fokus pada pendidikan, mengerjakan tugas akhir, dan mempersiapkan sidang skripsi. Novel ini juga menghadirkan karakter Jeano, yang memberikan warna baru dengan cinta tulusnya yang tidak mengharapkan balasan.

Melalui tokoh-tokohnya, novel ini mengajarkan bahwa cinta sejati bukan hanya tentang memberikan apa yang diinginkan pasangan, tetapi juga tentang saling memahami, menghargai, dan berjuang bersama.

Keunikan Novel Bandung After Rain

Salah satu daya tarik utama novel ini adalah penggambaran Kota Bandung sebagai latar cerita. Suasana kota yang tenang setelah hujan menjadi simbol dari emosi tokoh-tokohnya, mencerminkan kesedihan sekaligus harapan.

Setiap sudut kota, dari jalanan yang basah hingga kafe-kafe kecil, seolah menjadi saksi bisu perjalanan Hema dan Rania. Penulis berhasil menghidupkan Bandung dengan deskripsi yang mendalam, membuat pembaca seolah ikut merasakan aroma hujan dan udara sejuk kota kembang.

Selain itu, novel ini menonjol dengan penokohan yang realistis. Hema digambarkan sebagai sosok yang manusiawi, penuh dengan kelemahan dan penyesalan, sementara Rania menunjukkan kekuatan untuk melangkah maju meski terluka.