Mira terus menghasilkan karya, dengan mengambil inspirasi dari penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha Christie, Y. B. Mangunwijaya, dan Harold Robbins. Ia menulis dengan gaya yang mudah dicerna, namun tetap mengandung pesan-pesan moral dan sosial. Ia juga menulis novel-novel untuk anak-anak, seperti Seri Petualangan Anak-Anak Nusantara, yang mengajak pembaca untuk mengenal berbagai daerah dan budaya di Indonesia.
Hingga tahun 1995, Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel, banyak di antaranya telah diangkat menjadi film dan sinetron, seperti Dari Jendela SMP, Luruh Kuncup sebelum Berbunga, Matahari di Batas Cakrawala, Lembah Dosa, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan Desember. Ia juga menyumbangkan ceritanya untuk 23 film dan sinetron, dengan debutnya sebagai penulis skenario pada tahun 1973 dalam film Jauh di Mata, yang disutradarai oleh kakaknya.
Tema dan Gaya
Tokoh utama Mira selalu perempuan, dan novel-novelnya sering menampilkan perempuan yang menderita akibat perlakuan laki-laki, maupun konflik batin mereka sendiri. Mira juga menyoroti isu-isu seperti diskriminasi, intoleransi, korupsi, dan kekerasan. Ia menggambarkan realitas kehidupan masyarakat Indonesia dengan jujur dan kritis, namun juga dengan humor dan ironi.
Mira menggunakan nama pena Mira W, yang menyembunyikan nama aslinya yang berbau Tionghoa, yaitu Widjaja dan Wong. Hal ini dikatakan sebagai cara Mira untuk menyesuaikan diri dengan budaya Indonesia, terutama pada masa Orde Baru yang tidak ramah terhadap etnis Tionghoa. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, yang menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.
Penghargaan dan Pengaruh
Mira telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas karyanya, di antaranya adalah Hadiah Sastra Majalah Femina pada tahun 1975, Hadiah Sastra Majalah Dewi pada tahun 1977, Hadiah Sastra Majalah Kartini pada tahun 1978, Hadiah Sastra Majalah Gadis pada tahun 1980, dan Hadiah Sastra Majalah Hai pada tahun 1981. Ia juga mendapat penghargaan dari Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Yayasan Kebudayaan Jakarta.