Mira W: Novelis Indonesia yang Menginspirasi Generasi Baru

RediksiaKamis, 4 Januari 2024 | 10:18 WIB
Mira W: Novelis Indonesia yang Menginspirasi Generasi Baru
Mira W: Novelis Indonesia yang Menginspirasi Generasi Baru

Diksia.com - Mira W adalah salah satu novelis Indonesia yang paling populer. Ia lahir dari keluarga keturunan Tionghoa, namun karyanya menjangkau pembaca dari seluruh negeri. Ayahnya, Othniel, adalah pelopor industri perfilman di Indonesia. Ia menulis novel dengan berbagai genre, seperti roman, kriminal, dan kehidupan rumah sakit. Ia juga berprofesi sebagai dokter sebelum menjadi penulis. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat sosok Mira W dan karyanya yang telah menginspirasi generasi baru penulis Indonesia.

Latar Belakang dan Pendidikan

Mira W lahir dengan nama Mira Widjaja (atau Wong) di Jakarta pada 13 September 1951. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Kakaknya, Willy Wilianto, juga menjadi pembuat film seperti ayahnya. Sejak SD, Mira sudah menunjukkan bakat menulisnya. Ia sering mengirim karyanya ke majalah-majalah anak ternama. Salah satu gurunya mengirimkan cerpen yang ditulis Mira ke sebuah majalah anak, dan cerpen itu diterbitkan.

Cerpen populer pertama Mira adalah “Benteng Kasih”, yang dimuat di majalah Femina pada tahun 1975, saat ia masih kuliah kedokteran di Universitas Trisakti. Novel pertamanya, Dokter Nona Friska, dimuat sebagai cerita bersambung di majalah Dewi pada tahun 1977, diikuti oleh novel keduanya, Sepolos Cinta Dini. Novel ketiganya, Cinta Tak Pernah Berhutang, diterbitkan pada tahun 1978.

Setelah lulus dari Trisakti pada tahun 1979, Mira menjadi staf pengajar di Universitas Moestopo. Ia mengajar mata kuliah anatomi, fisiologi, dan farmakologi. Ia juga aktif dalam organisasi profesi dokter, seperti Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.

Karya dan Adaptasi

Novel paling sukses Mira adalah Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, yang diterbitkan pada tahun 1980. Novel ini menceritakan kisah cinta antara dua orang yang berbeda latar belakang dan agama, yaitu Rendra, seorang pemuda keturunan Tionghoa, dan Rina, seorang gadis pribumi. Novel ini menjadi bestseller dan diangkat menjadi film pada tahun 1987.