Leila S Chudori: Penulis yang Berani dan Berbakat

RediksiaSenin, 22 Januari 2024 | 15:16 WIB
Leila S Chudori Penulis yang Berani dan Berbakat
Leila S Chudori Penulis yang Berani dan Berbakat

Ia juga menulis skenario drama televisi, seperti Bukan Perempuan Biasa, yang diadaptasi dari novel karya Marga T. Ia juga menjadi juri di beberapa kompetisi film, seperti Festival Film Indonesia, Festival Film Asia Pasifik, dan Festival Film Dokumenter.

Menciptakan Karya Sastra yang Berani dan Berbakat

Leila tidak pernah berhenti menulis cerita pendek, meskipun ia sibuk sebagai wartawan dan kritikus film. Cerita-cerita pendeknya dimuat di berbagai media, seperti Zaman, Horison, Matra, Solidarity, Menagerie, dan Southeast. Kumpulan cerita pendeknya yang pertama, Malam Terakhir, diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti pada tahun 1989.

Kumpulan ini mendapat pujian dari kritikus sastra terkemuka, H.B. Jassin, yang mengatakan bahwa gaya cerita Leila intelektual sekaligus puitis, dan tema-temanya berani dan kontroversial. Kumpulan ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dengan judul Die Letzte Nacht oleh Horlemann Verlag.

Leila juga menulis novel, yang merupakan bentuk sastra yang paling ia sukai. Novel pertamanya, 9 dari Nadira, diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2009. Novel ini bercerita tentang kehidupan empat generasi keluarga yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia, seperti G30S/PKI, Orde Baru, Reformasi, dan Bom Bali.

Novel ini mendapat sambutan hangat dari pembaca dan kritikus, dan mendapat beberapa penghargaan, seperti Penghargaan Sastra Badan Bahasa Indonesia, Penghargaan Khatulistiwa, dan Penghargaan Sastra SEA Write.

Novel kedua Leila, Pulang, diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada tahun 2013. Novel ini merupakan karya sastra yang paling monumental dan fenomenal dari Leila. Novel ini mengisahkan tentang nasib para aktivis dan seniman yang terpaksa hidup di pengasingan akibat keterlibatan mereka dalam peristiwa G30S/PKI.

Novel ini juga menggambarkan kehidupan anak-anak mereka yang lahir dan tumbuh di negeri orang, serta perjuangan mereka untuk mencari jati diri dan akar budaya mereka.

Novel ini mendapat banyak penghargaan, seperti Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, Penghargaan Sastra SEA Write, dan Penghargaan Sastra Asia. Novel ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Belanda, dan Italia.