Diksia.com - Leila S Chudori adalah salah satu penulis Indonesia yang paling digemari oleh para pembaca. Ia dikenal sebagai penulis yang berani dan berbakat, yang mampu menggabungkan sejarah, politik, budaya, dan kemanusiaan dalam karya-karyanya. Leila juga merupakan seorang wartawan, kritikus film, dan penulis skenario drama televisi yang berpengalaman.
Siapa sebenarnya Leila S Chudori dan bagaimana ia menjadi penulis yang sukses? Mari kita simak ulasan berikut ini.
Awal Karier sebagai Penulis
Leila S Chudori lahir di Jakarta pada tanggal 12 Desember 1962. Ia mulai menulis cerita pendek sejak usia 12 tahun, dan karyanya dimuat di berbagai majalah anak-anak, seperti Si Kuncung, Kawanku, dan Hai.
Cerita-cerita awalnya berjudul Sebuah Kejutan, Empat Pemuda Kecil, dan Seputih Hati Andra. Leila menunjukkan bakat dan minatnya dalam menulis sejak dini, dan terus mengasah kemampuannya dengan membaca banyak buku dari berbagai genre dan negara.
Leila terpilih mewakili Indonesia mendapat beasiswa untuk belajar di Lester B. Pearson College of the Pacific (United World Colleges) di Victoria, Kanada. Di sana, ia mengenal sastra-sastra dunia, terutama dari Eropa dan Amerika. Ia terpengaruh oleh karya-karya Franz Kafka, Dostoyevsky, D.H. Lawrence, James Joyce, dan lain-lain.
Ia juga tidak asing dengan kisah-kisah epik dari Indonesia, seperti Baratayudha, Ramayana, dan dunia wayang. Leila lulus sarjana Political Science dan Comparative Development Studies dari Universitas Trent, Kanada.
Menjadi Wartawan dan Kritikus Film
Sejak tahun 1989 hingga sekarang, Leila bekerja sebagai wartawan di majalah berita Tempo. Ia banyak meliput masalah internasional, terutama di Asia Tenggara. Ia berhasil mewawancarai tokoh-tokoh penting dunia, seperti Presiden Cory Aquino, Presiden Fidel Ramos, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, Pemimpin PLO Yasser Arafat, Nelson Mandela, Robert Mugabe, dan lain-lain. Ia juga menulis ulasan film dan buku, serta mengikuti berbagai festival film di dalam dan luar negeri.
Leila memiliki ketertarikan khusus pada film-film yang berkaitan dengan sejarah, politik, dan kemanusiaan. Ia sering menulis tentang film-film yang mengangkat isu-isu sensitif, seperti genosida, perang, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan lain-lain.