Contoh Novel Sunda yang Menarik dan Menginspirasi

RediksiaSelasa, 6 Februari 2024 | 11:39 WIB
Contoh Novel Sunda yang Menarik dan Menginspirasi
Contoh Novel Sunda yang Menarik dan Menginspirasi

Perang ini berakhir dengan kemenangan Majapahit, tetapi juga dengan kematian Dyah Pitaloka, yang bunuh diri karena tidak mau menikah dengan Hayam Wuruk. Novel ini menggambarkan perang Bubat dari sudut pandang Sunda, dengan mengedepankan nilai-nilai keberanian, kesetiaan, dan cinta.

Anak Perawan di Sarang Penyamun – Esmail Marzuki

Novel ini adalah novel bahasa Sunda petualangan yang ditulis oleh Esmail Marzuki, seorang penulis, wartawan, dan aktivis Sunda yang lahir pada tahun 1911 dan meninggal pada tahun 1975. Novel ini terbit pada tahun 1950, dan merupakan salah satu novel Sunda pertama yang dicetak dengan huruf latin.

Novel ini bercerita tentang Ani, seorang gadis Sunda yang diculik oleh sekelompok penyamun yang dipimpin oleh Ki Buyut. Ani dibawa ke sarang penyamun di sebuah gunung, dan dijadikan tawanan. Di sana, ia mengalami berbagai perlakuan kasar dan kejam, yang membuatnya menderita dan ketakutan.

Namun, ia juga bertemu dengan Udin, seorang anak penyamun yang baik hati dan menyayanginya. Udin berusaha membantu Ani untuk melarikan diri dari sarang penyamun, dan membawanya kembali ke keluarganya. Novel ini menggambarkan petualangan, bahaya, dan romansa Ani dan Udin, yang penuh dengan tantangan dan rintangan.

Baruang Ka Nu Ngarora – D.K. Ardiwinata

Novel ini merupakan salah satu novel bahasa Sunda klasik yang terkenal. Novel ini ditulis oleh Daeng Kanduruan Ardiwinata (D.K. Ardiwinata), seorang guru, wartawan, dan sastrawan Sunda yang lahir pada tahun 1866 dan meninggal pada tahun 1947. Novel ini pertama kali terbit pada tahun 1922, dan sudah dicetak ulang beberapa kali.

Novel ini bercerita tentang Ujang Kusen, seorang anak orang kaya yang jatuh cinta dengan Nyi Rapiah, seorang anak orang kaya lainnya. Lamaran Ujang Kusen diterima, dan mereka menikah. Namun, pernikahan mereka tidak bahagia, karena ada Aom Usman, seorang anak demang yang juga menginginkan Nyi Rapiah.

Aom Usman terus mengganggu dan menggoda Nyi Rapiah, bahkan di depan suaminya. Hal ini membuat Ujang Kusen marah dan sakit hati, tetapi ia hanya bisa bersabar. Novel ini menggambarkan konflik antara cinta, harta, dan kehormatan, serta nilai-nilai moral dan sosial yang berlaku pada masa itu.

Laleur Bodas (Samsu, 1940)

Laleur Bodas berfokus pada kisah cinta Basri dan Lili, pemuda miskin dengan gadis jelita anak orang kaya. Kisah mereka diwarnai perbedaan status sosial dan perebutan cinta yang menegangkan, sekaligus sarat pesan tentang perjuangan meraih impian.

Kabungbulengan (H.D. Bastaman, 1982)

Berbeda dari dua novel sebelumnya, Kabungbulengan mengangkat tema mistis dengan balutan komedi satir. Tokoh utama, Kabung, digambarkan sebagai pemuda culun yang mewarisi ilmu gaib dari kakeknya. Kisahnya kocak dan menegangkan, mengajak pembaca menertawakan sekaligus merenungkan kearifan lokal Sunda.

Dalingding Angin Janari (Usep Romli HM, 2017)

Kisah romansa Rani, gadis desa yang bersuara merdu, dan Janari, seniman musik modern, menjadi sorotan dalam novel ini. Perbedaan latar belakang keduanya memicu konflik yang menyentuh, dibalut dengan deskripsi alam Sunda yang indah dan budaya bermusik yang kental.

Layung Layung Panganggungan (Yanyan Suryani, 2019)

Novel kontemporer ini bercerita tentang Layung, waria Sunda yang gigih memperjuangkan eksistensi dan jati dirinya. Perjuangannya melawan stigma sosial dan pencarian cinta sejati dikemas dengan gaya bahasa yang lugas dan menyentuh, serta mengangkat isu-isu sosial yang relevan.