Mengapa Kita Lupa Sebagian Memori, Tapi Ingat yang Lain?

RediksiaSenin, 15 April 2024 | 14:41 WIB
Mengapa Kita Lupa Sebagian Memori, Tapi Ingat yang Lain?
Mengapa Kita Lupa Sebagian Memori, Tapi Ingat yang Lain? Foto: Alamy Stock Photo via Daily Mail

Diksia.com - Di tengah hiruk pikuk kehidupan, otak kita terus bekerja tanpa henti, merekam setiap momen, setiap peristiwa, setiap pengalaman. Namun, tidak semua memori terpatri dengan sempurna dalam ingatan. Ada yang memudar seiring waktu, terkubur di bawah tumpukan informasi baru. Pertanyaannya, mengapa kita lupa sebagian memori, tapi ingat sebagian lainnya?

Para pakar neurosains telah menemukan jawabannya. Kuncinya terletak pada proses konsolidasi memori, di mana otak memilih memori yang dianggap penting untuk disimpan dan mana yang boleh dilupakan. Salah satu faktor penentunya adalah aktivitas gelombang otak yang disebut “sharp wave ripples”.

Penelitian inovatif ini mengungkapkan pola konsisten pada neuron, atau sel-sel otak, yang melepaskan sinyal listrik kecil dalam simfoni yang terkoordinasi. Simfoni ini terjadi sesaat setelah peristiwa yang kemudian diingat sebagai memori jangka panjang, dan berlangsung selama tidur di malam hari.

Gelombang otak ini, yang dikenal sebagai “sharp wave ripples”, terjadi secara tidak sadar. Namun, para peneliti menemukan bahwa merenungkan peristiwa yang terjadi pada hari itu dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya memori jangka panjang.

Temuan ini menawarkan solusi bagi mereka yang sering kesulitan mengingat konten yang mereka tonton di platform streaming seperti Netflix atau TikTok. Dr. György Buzsáki, ahli neurosains terkemuka di balik studi ini, menyarankan, “Jika Anda ingin mengingat film yang baru saja Anda tonton, pergilah berjalan-jalan setelahnya, jangan langsung menonton film lain.”

Dr. Buzsáki dan timnya di NYU Langone Health berfokus pada area hippocampus, bagian otak yang memainkan peran penting dalam memindahkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Para peneliti menggunakan probe silikon khusus untuk merekam aktivitas hingga 500 neuron secara simultan di hippocampus tikus percobaan saat mereka menjelajahi labirin untuk mencari camilan.

Hasil penelitian menunjukkan gelombang tajam yang mencolok muncul sekitar lima hingga 20 kali setiap kali tikus berhenti untuk menikmati camilan setelah menyelesaikan labirin. Gelombang ini terdiri dari aktivasi neuron yang hampir bersamaan, memicu sekitar 15% neuron hippocampus untuk mengirimkan sinyal ke bagian lain otak tentang peristiwa yang berkesan.