Tragedi Nol Buku di Indonesia: Mengapa Literasi Harus Ditingkatkan?

RediksiaMinggu, 7 Mei 2023 | 10:06 WIB
Tragedi Nol Buku di Indonesia: Mengapa Literasi Harus Ditingkatkan?
Tragedi Nol Buku di Indonesia: Mengapa Literasi Harus Ditingkatkan?

Diksia.com - Buku adalah jendela dunia. Dalam membaca, kita dapat memperluas wawasan, mendapatkan pengetahuan baru, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan imajinasi.

Indonesia, negara dengan populasi sekitar 273 juta penduduk, memiliki sejarah panjang perjalanan kebudayaan dan sastra. Sejak zaman prasejarah, bangsa Indonesia telah menuliskan sejarah dan budaya dalam bentuk tulisan.

Namun, di era digital ini, terdapat fenomena yang disebut “Tragedi Nol Buku” yang melanda Indonesia. Fenomena ini menggambarkan bahwa mayoritas penduduk Indonesia tidak membaca buku sama sekali.

Apakah Kamu merasa sedih dengan fenomena ini? Jika iya, artikel ini dapat memberikan Kamu informasi dan pemahaman tentang Tragedi Nol Buku di Indonesia.

Dalam artikel ini, Kamu akan mempelajari tentang apa itu Tragedi Nol Buku, penyebabnya, dan dampaknya bagi bangsa Indonesia. Selain itu, Kamu juga akan menemukan solusi untuk mengatasi fenomena ini.

Apa itu Tragedi Nol Buku?

Tragedi Nol Buku merupakan fenomena ketika mayoritas penduduk Indonesia tidak membaca buku sama sekali. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University.

Tragedi nol buku merujuk pada fenomena di mana sebagian besar masyarakat Indonesia tidak membaca buku sama sekali.

Menurut survei yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca.

Hanya 0,001 persen penduduk Indonesia yang membeli buku secara rutin. Jumlah penerbitan buku juga terus menurun, dari 42.000 pada tahun 2014 menjadi 31.000 pada tahun 2018.

Penyebab Tragedi Nol Buku di Indonesia

Tragedi Nol Buku terjadi karena beberapa faktor. Pertama, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, tetapi minimnya akses terhadap buku.

Banyak wilayah di Indonesia yang masih terisolasi dan tidak memiliki perpustakaan umum. Selain itu, buku juga masih dianggap sebagai barang mewah yang hanya dapat diakses oleh golongan yang berpendidikan dan berduit.

Kedua, kurangnya budaya membaca di Indonesia. Menurut survey yang dilakukan oleh National Library of Indonesia, hanya 0,1 persen dari penduduk Indonesia yang aktif mengunjungi perpustakaan.

Alasan utama yang dikemukakan adalah tidak ada waktu dan tidak ada minat.

Budaya membaca tidak dianggap sebagai suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kurangnya minat dalam membaca buku.