Lulusan Psikologi? Simak Peluang Kariermu di Dunia UX

RediksiaMinggu, 21 Januari 2024 | 18:27 WIB
Lulusan Psikologi? Simak Peluang Kariermu di Dunia UX
Lulusan Psikologi? Simak Peluang Kariermu di Dunia UX

Diksia.com - Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental manusia. Psikologi memiliki banyak cabang dan aplikasi, salah satunya adalah di bidang User Experience (UX). UX adalah proses desain yang berfokus pada kebutuhan, harapan, dan kepuasan pengguna dalam menggunakan produk atau layanan digital. UX mencakup aspek seperti antarmuka, interaksi, navigasi, konten, dan fungsi.

Lulusan psikologi memiliki potensi besar untuk berkarier di dunia UX, karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa lulusan psikologi cocok untuk menjadi UX designer, UX researcher, atau UX writer.

UX Designer: Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi dalam Desain

UX designer adalah orang yang bertanggung jawab untuk merancang solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengguna. UX designer harus memahami siapa penggunanya, apa masalahnya, dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan cara yang mudah, nyaman, dan menyenangkan.

Lulusan psikologi memiliki keunggulan dalam hal ini, karena mereka sudah terbiasa dengan metode penelitian, analisis data, dan pengujian hipotesis. Mereka juga memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip psikologi yang dapat diterapkan dalam desain, seperti:

  • Psikologi warna: Warna dapat mempengaruhi emosi, persepsi, dan tindakan pengguna. Misalnya, warna merah dapat menimbulkan rasa perhatian, kegembiraan, atau bahaya, sedangkan warna biru dapat menimbulkan rasa tenang, profesional, atau dingin.
  • Psikologi bentuk: Bentuk dapat mempengaruhi kesan, makna, dan fungsi dari elemen desain. Misalnya, bentuk bulat dapat menimbulkan rasa ramah, harmonis, atau feminin, sedangkan bentuk kotak dapat menimbulkan rasa stabil, kuat, atau maskulin.
  • Psikologi tipografi: Tipografi adalah seni dan teknik memilih dan mengatur huruf. Tipografi dapat mempengaruhi keterbacaan, kredibilitas, dan pesan dari konten. Misalnya, font serif dapat menimbulkan rasa klasik, formal, atau otoritatif, sedangkan font sans serif dapat menimbulkan rasa modern, sederhana, atau netral.
  • Psikologi gestalt: Gestalt adalah teori psikologi yang menjelaskan bagaimana manusia mengorganisasi informasi visual menjadi keseluruhan yang bermakna. Gestalt memiliki beberapa prinsip, seperti kesamaan, kedekatan, kelanjutan, penutupan, dan figur-latar. Prinsip-prinsip ini dapat membantu UX designer untuk menciptakan tata letak, hierarki, dan konsistensi yang efektif.

UX Researcher: Menggunakan Metode Psikologi untuk Menggali Insight Pengguna

UX researcher adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data tentang pengguna, pasar, dan kompetitor. UX researcher harus mengetahui siapa penggunanya, apa motivasi, kebiasaan, preferensi, dan tantangan mereka, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan produk atau layanan.

Lulusan psikologi memiliki keunggulan dalam hal ini, karena mereka sudah memiliki latar belakang dan pengalaman dalam melakukan penelitian psikologi, baik kuantitatif maupun kualitatif. Mereka juga memiliki keterampilan dalam menggunakan berbagai metode penelitian, seperti:

  • Survei: Survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner untuk mengukur sikap, opini, atau perilaku pengguna. Survei dapat dilakukan secara online, telepon, atau tatap muka, dan dapat mencapai banyak responden dalam waktu singkat. Survei dapat membantu UX researcher untuk mengidentifikasi karakteristik, segmentasi, dan kepuasan pengguna.
  • Wawancara: Wawancara adalah metode penelitian yang menggunakan pertanyaan terbuka untuk menggali informasi mendalam tentang pengalaman, pemikiran, atau perasaan pengguna. Wawancara dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dan dapat dilakukan secara langsung, telepon, atau video. Wawancara dapat membantu UX researcher untuk memahami kebutuhan, harapan, dan masalah pengguna.
  • Observasi: Observasi adalah metode penelitian yang menggunakan pengamatan langsung atau tidak langsung untuk mengumpulkan data tentang perilaku, interaksi, atau konteks pengguna. Observasi dapat dilakukan di lingkungan alami atau buatan, dan dapat dilakukan secara partisipatif atau non-partisipatif. Observasi dapat membantu UX researcher untuk mengetahui bagaimana pengguna menggunakan produk atau layanan, dan apa yang mempengaruhi perilaku mereka.
  • Eksperimen: Eksperimen adalah metode penelitian yang menggunakan manipulasi variabel untuk menguji hipotesis atau efek kausal. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium atau lapangan, dan dapat menggunakan desain antara-subjek atau dalam-subjek. Eksperimen dapat membantu UX researcher untuk mengevaluasi kinerja, efektivitas, atau preferensi dari produk atau layanan.

UX Writer: Menulis Konten yang Sesuai dengan Psikologi Pengguna

UX writer adalah orang yang bertanggung jawab untuk menulis konten yang komunikatif, persuasif, dan informatif untuk produk atau layanan digital. UX writer harus menulis konten yang sesuai dengan tujuan bisnis, kebutuhan pengguna, dan identitas merek. UX writer juga harus menulis konten yang mudah dipahami, diingat, dan ditindaklanjuti oleh pengguna.

Lulusan psikologi memiliki keunggulan dalam hal ini, karena mereka sudah memiliki kemampuan dan minat dalam menulis, baik akademis maupun populer. Mereka juga memiliki pengetahuan tentang psikologi bahasa, seperti:

  • Psikolinguistik: Psikolinguistik adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental yang terlibat dalam produksi dan pemahaman bahasa. Psikolinguistik mencakup aspek seperti fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan diskurs. Psikolinguistik dapat membantu UX writer untuk menulis konten yang sesuai dengan struktur, makna, dan konteks bahasa.
  • Psikologi sosial: Psikologi sosial adalah cabang psikologi yang mempelajari pengaruh sosial terhadap perilaku, sikap, dan opini individu atau kelompok. Psikologi sosial mencakup aspek seperti persepsi sosial, atribusi, konformitas, persuasi, disonansi kognitif, dan norma sosial. Psikologi sosial dapat membantu UX writer untuk menulis konten yang sesuai dengan faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pengguna.
  • Psikologi kognitif: Psikologi kognitif adalah cabang psikologi yang mempelajari proses mental yang terlibat dalam memori, belajar, berpikir, dan pemecahan masalah. Psikologi kognitif mencakup aspek seperti atensi, persepsi, ingatan, penalaran, kreativitas, dan metakognisi. Psikologi kognitif dapat membantu UX writer untuk menulis konten yang sesuai dengan kapasitas, strategi, dan tujuan kognitif pengguna.

Lulusan psikologi memiliki peluang karier yang luas di dunia UX, karena mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan bidang ini. Lulusan psikologi dapat menjadi UX designer, UX researcher, atau UX writer, tergantung pada minat, bakat, dan pengalaman mereka. Lulusan psikologi juga dapat mengembangkan kompetensi mereka dengan belajar lebih banyak tentang UX, mengikuti kursus, sertifikasi, atau magang, dan membangun portofolio atau proyek pribadi.

Jika kamu adalah lulusan psikologi yang tertarik untuk berkarier di dunia UX, kami harap artikel ini dapat memberikan kamu gambaran dan inspirasi. Kamu juga dapat mengunjungi situs web kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang UX, kursus, sertifikasi, magang, dan portofolio yang kami tawarkan. Kami siap membantu kamu untuk menggapai karier impianmu di dunia UX.