“Meningkatnya pemanasan planet kita yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil bukanlah hal yang tidak terduga, apalagi diprediksi pada abad ke-19,” katanya.
“Tapi itu berbahaya bagi kita manusia dan ekosistem yang kita andalkan. Kita harus menghentikannya dengan cepat,” katanya.
Selama beberapa bulan mendatang, para ilmuwan mengharapkan lebih banyak hari panas yang memecahkan rekor karena kembalinya El Niño setelah empat tahun absen.
Pada bulan Juni, para ilmuwan menyatakan bahwa fenomena yang menyebabkan atmosfer memerangkap lebih banyak panas telah kembali.
“Rekor suhu global adalah kombinasi dari variasi alami dalam iklim dan tren pemanasan global yang mendasarinya,” kata Paulo Ceppi, ilmuwan di Institut Grantham London.
Pola tersebut menggambarkan bagaimana lautan “menghirup” dan “menghembuskan” panas setiap beberapa tahun, kata Ceppi.
“Saat ini kita berada dalam fase di mana lautan melepaskan panas ke atmosfer.”
“Melihat ke masa depan, kita dapat memperkirakan pemanasan global akan terus berlanjut dan karenanya rekor suhu akan semakin sering dipecahkan, kecuali jika kita segera bertindak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca kita menjadi nol bersih,” kata Ceppi.