10 Orang Terkaya di Dunia Ini Tidak Lulus Kuliah

RediksiaMinggu, 14 Januari 2024 | 12:34 WIB
10 Orang Terkaya di Dunia Ini Ternyata Tidak Lulus Kuliah
10 Orang Terkaya di Dunia Ini Ternyata Tidak Lulus Kuliah

Richard Branson memutuskan untuk putus sekolah pada tahun 1966, saat dia masih berusia 16 tahun. Alasannya, dia mengalami kesulitan belajar karena disleksia, sebuah gangguan pembelajaran yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis. Dia juga merasa tidak tertarik dengan kurikulum sekolah, dan lebih ingin berwirausaha.

Richard Branson kemudian memulai bisnis pertamanya, yaitu sebuah majalah bernama Student, yang ditujukan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Dari situ, dia mulai mengembangkan bisnisnya di bidang musik, dengan mendirikan Virgin Records, sebuah label rekaman yang menaungi artis-artis terkenal seperti Sex Pistols, Rolling Stones, Genesis, dan lain-lain. Selanjutnya, Richard Branson terus memperluas bisnisnya di berbagai bidang, dengan selalu menggunakan merek Virgin sebagai identitasnya.

Richard Branson juga dikenal sebagai seorang petualang dan visioner, yang memiliki mimpi untuk menjelajahi angkasa luar dengan Virgin Galactic, sebuah perusahaan penerbangan sub-orbital komersial. Dia juga memiliki pulau pribadi di Karibia, yang sering digunakan untuk berlibur dan beramal.

8. Amancio Ortega: Sang Raja Fashion yang Putus Sekolah di Usia 14 Tahun

Amancio Ortega adalah orang terkaya ketiga di dunia dengan kekayaan bersih sekitar USD 77 miliar atau sekitar Rp 1.078 triliun. Dia adalah pendiri dan mantan chairman Inditex, sebuah perusahaan fashion raksasa yang memiliki merek-merek terkenal seperti Zara, Pull&Bear, Bershka, Massimo Dutti, dan lain-lain. Inditex memiliki lebih dari 7.000 toko di 96 negara, dan melayani lebih dari 2,5 miliar pelanggan per tahun.

Amancio Ortega juga merupakan orang terkaya di dunia yang tidak lulus sekolah. Dia memutuskan untuk putus sekolah pada tahun 1950, saat dia masih berusia 14 tahun. Alasannya, dia ingin membantu keluarganya yang miskin, dengan bekerja sebagai pembantu toko di sebuah perusahaan tekstil.

Amancio Ortega kemudian belajar membuat pakaian sendiri, dan mulai menjualnya dari rumah ke rumah. Pada tahun 1963, dia mendirikan perusahaan pertamanya, yaitu Confecciones GOA, yang memproduksi jubah mandi. Pada tahun 1975, dia membuka toko pertamanya, yaitu Zara, yang menawarkan pakaian berkualitas dengan harga terjangkau. Dari situ, dia mulai mengembangkan bisnisnya dengan menciptakan merek-merek lainnya, dan menerapkan strategi fast fashion, yaitu menghasilkan pakaian sesuai dengan tren terbaru dengan cepat dan efisien.