Begini Cara Membuat Fondasi Rumah yang Kokoh Agar Tahan Terhadap Gempa Megathrust

RediksiaJumat, 16 Agustus 2024 | 09:57 WIB
Begini Cara Membuat Fondasi Rumah yang Kokoh Agar Tahan Terhadap Gempa Megathrust
Begini Cara Membuat Fondasi Rumah yang Kokoh Agar Tahan Terhadap Gempa Megathrust

Diksia.com - Kabar mengenai potensi gempa megathrust kembali mencuat di Indonesia, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Meski belum ada kepastian kapan gempa ini akan terjadi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya kewaspadaan.

“Kami hanya mengingatkan kembali bahwa zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut memiliki potensi besar yang diduga para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Zona ini perlu diwaspadai karena berpotensi melepaskan energi gempa signifikan yang bisa terjadi kapan saja,” ujar Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, dalam kutipan detikNews, Kamis (15/8/2024).

Dampak dari gempa megathrust ini bisa berakibat fatal, seperti keretakan, kerusakan, hingga runtuhnya bangunan. Risiko ini tentunya mengancam keselamatan penghuni dan orang-orang di sekitarnya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, membangun struktur bangunan rumah yang tahan gempa sangatlah penting, dimulai dari fondasi yang kuat. Saat gempa terjadi, bangunan tidak hanya menghadapi beban vertikal tetapi juga beban horizontal.

Ketika gempa terjadi, beban horizontal dan vertikal yang diterima fondasi akan jauh lebih besar dari kondisi normal. Berikut beberapa cara untuk memastikan fondasi rumahmu tahan terhadap gempa.

CEO SobatBangun, Taufiq Hidayat, menjelaskan bahwa fondasi berfungsi sebagai penopang beban rumah dengan cara mendistribusikan beban ke tanah dasar agar tidak terjadi penurunan atau pergeseran.

Jenis fondasi yang digunakan tergantung pada berat bangunan serta kondisi tanah yang mendukungnya.

Menurut Taufiq, jika kondisi tanah cukup keras, fondasi batu kali sudah memadai. Namun, jika beban bangunan cukup berat dan tanah kurang mendukung, maka diperlukan fondasi telapak beton atau yang biasa dikenal sebagai fondasi cakar ayam.

“Jika tanah tidak cukup keras dan beban bangunannya berat, seperti bangunan dua lantai dengan atap dari genteng beton yang berat serta dinding yang diplester penuh, maka disarankan menggunakan fondasi telapak beton atau cakar ayam,” ungkap Taufiq kepada detikProperti, Rabu (14/8/2024).

Bila bangunan memiliki beban yang sangat berat, ia menyarankan agar dilakukan perhitungan kekuatan tanah untuk mengetahui kemampuannya dalam menopang bangunan.

Perhitungan ini dapat dilakukan melalui tes sondir yang mengukur daya dukung tanah. Selain itu, perlu perhitungan yang cermat dalam mendesain fondasi agar mampu menahan beban dengan baik.

“Jika fondasi tidak cukup kuat, diperlukan fondasi dalam seperti tiang pancang atau tiang bor, di mana masing-masing tiang akan membantu menahan beban bangunan,” tambahnya.

Secara terpisah, Panggah Nuzhul Rizki, seorang profesional kontraktor dari PT Gaharu Kontruksindo Utama, menyampaikan pandangan serupa.

Ia menekankan bahwa jenis fondasi rumah harus disesuaikan dengan kondisi tanah. Oleh karena itu, perlu dilakukan investigasi tanah untuk mengetahui tingkat kekerasannya.

“Soil investigation dilakukan untuk menentukan kedalaman di mana tanah keras ditemukan. Langkah ini sangat penting sebelum menentukan jenis fondasi yang akan digunakan,” jelasnya.

Pada umumnya, fondasi rumah menggunakan fondasi tapak yang dikenal juga sebagai fondasi cakar ayam. Namun, ada juga pilihan lain seperti tiang pancang atau strauss pile yang memanjang ke bawah hingga mencapai tanah keras.