Dhini Aminarti Beri Jawaban Menohok Terkait Stigma “Perempuan Sempurna Harus Punya Anak”

Muhamad Adin ArifinSabtu, 31 Agustus 2024 | 11:17 WIB
Dhini Aminarti Beri Jawaban Menohok Terkait Stigma "Perempuan Sempurna Harus Punya Anak"
Dhini Aminarti. Foto: Instagram / @dhiniaminarti

Diksia.com - Sejak menikah pada 2009, Dhini Aminarti dan Dimas Seto belum dikaruniai momongan. Seperti halnya pasangan suami istri lainnya, mereka pun kerap menjadi sasaran stigma yang terlanjur melekat di masyarakat.

Salah satu stigma yang sering menghantui adalah anggapan bahwa perempuan tidak sempurna jika belum memiliki anak. Dhini mengaku sempat merasakan tekanan tersebut, terutama di awal pernikahannya dengan Dimas Seto.

“Orang sering bilang kalau kita belum hamil, belum melahirkan, berarti kita belum bisa merasakan sebagai perempuan yang sempurna. Di awal pernikahan, aku sempat berpikir, apa benar ya?” ungkap Dhini dalam potongan video yang diunggah di akun TikTok @Daniel Mananta Networks, Jumat 30 Agustus 2024.

Namun, seiring waktu, Dhini mengaku terus belajar dari orang-orang di sekitarnya. Dari situlah ia mulai menyadari bahwa stigma tersebut tidak sepenuhnya benar dan mencoba untuk menepisnya.

“Tapi seiring berjalannya waktu, aku berusaha untuk selalu belajar, berusaha dekat dengan orang-orang yang menurutku baik dan bisa men-support aku. Aku menepis itu semua, karena siapa yang bisa memastikan bahwa seorang perempuan menjadi sempurna hanya dengan melahirkan atau hamil?” katanya.

Menurut Dhini, seorang perempuan baru bisa dianggap sempurna jika ia mampu mendidik anak-anaknya dengan baik. Ia juga menekankan bahwa tanggung jawab orang tua, terutama ibu, sangat besar, baik di dunia maupun di akhirat.

“Kalau ternyata seorang ibu gagal mendidik anak, padahal dalam Islam, madrasah pertama itu adalah ibunya. Tapi kalau pada akhirnya anak itu tidak menjadi anak yang baik, menurutku, dia bukanlah perempuan yang sempurna, karena dia tidak berhasil mendidik anaknya dengan baik,” jelas Dhini.

Dhini pun menegaskan bahwa pertanggungjawaban sebagai orang tua tidak hanya terbatas di dunia, tetapi juga di akhirat. Dengan tegas, ia menyampaikan bahwa kesempurnaan seorang perempuan tidak hanya diukur dari kemampuannya melahirkan, tetapi dari keberhasilannya dalam mendidik anak-anaknya.