15 Tahun Menjalani Rumah Tangga, Dini Aminarti dan Dimas Seto Bicara Tentang Belum Memiliki Anak: “Kami Belajar untuk Menerima”

Muhamad Adin ArifinSabtu, 31 Agustus 2024 | 11:25 WIB
15 Tahun Menjalani Rumah Tangga, Dini Aminarti dan Dimas Seto Bicara Tentang Belum Memiliki Anak: "Kami Belajar untuk Menerima"
Dini Aminarti dan Dimas Seto (Foto: Instagram Dimas Seto)

Diksia.com - Dini Aminarti dan Dimas Seto, yang telah mengikat janji suci sejak 2009, hingga kini masih belum dikaruniai buah hati.

Seperti halnya pasangan suami istri lainnya, mereka tak luput dari sorotan masyarakat, terutama terkait peran perempuan sebagai ibu yang kerap kali dianggap sebagai penentu keutuhan wanita.

Berikut adalah pandangan Dini dan Dimas dalam menanggapi pertanyaan yang kerap mereka terima terkait keputusan untuk belum memiliki anak.

Di tengah masyarakat, pandangan bahwa seorang wanita dianggap “tidak lengkap” atau “kurang utuh” jika belum memiliki anak, masih marak beredar.

Stigma semacam ini juga sempat dirasakan oleh Dini Aminarti, terutama pada awal pernikahannya dengan Dimas Seto.

Dalam sebuah video yang diunggah di TikTok oleh akun @Daniel Mananta Networks, Dini berbagi cerita mengenai tekanan sosial yang dialaminya.

Ia mengungkapkan bagaimana komentar yang mempertanyakan kehamilan dan kemampuan seorang wanita untuk melahirkan, kerap membuat dirinya merasa kurang sebagai perempuan.

Meski sempat merasakan tekanan yang cukup berat dari lingkungan sekitar, Dini tak menyerah. Ia memilih untuk terus belajar dan mengelilingi diri dengan lingkungan yang memberikan energi positif.

Dalam proses ini, Dini menyadari bahwa kesempurnaan seorang wanita tidak hanya diukur dari kemampuan biologis untuk melahirkan, tetapi juga dari bagaimana ia berperan dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya.

Dini menolak pandangan sempit yang merendahkan perempuan yang belum memiliki anak, menegaskan bahwa keutuhan seorang wanita tidak bisa semata-mata dilihat dari sisi biologis.

Dini juga menyoroti pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik generasi penerus.

Ia menjelaskan bahwa dalam ajaran Islam, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Seorang wanita akan dianggap sempurna jika ia mampu mendidik anak-anaknya dengan baik, tidak hanya untuk kehidupan dunia, tetapi juga dalam mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan akhirat.

Bagi Dini, jika seorang ibu tidak berhasil mendidik anaknya dengan baik, maka keutuhan seorang wanita layak dipertanyakan.