Neon Kembali Ukir Sejarah, Anora Menang Oscar dengan Strategi Tak Biasa

RediksiaKamis, 6 Maret 2025 | 19:09 WIB
Neon Kembali Ukir Sejarah, ‘Anora’ Menang Oscar dengan Strategi Tak Biasa
Neon Kembali Ukir Sejarah, ‘Anora’ Menang Oscar dengan Strategi Tak Biasa

Diksia.com - Studio film independen Neon kembali mencatatkan namanya dalam sejarah Academy Awards setelah Anora meraih penghargaan Best Picture. Dengan strategi pemasaran yang tidak konvensional, Neon berhasil mengungguli studio-studio besar dan membuktikan bahwa pendekatan kreatif bisa membawa kemenangan.

Pendekatan Berbeda dalam Kampanye Oscar

Alih-alih mengandalkan taktik pemasaran tradisional seperti pemutaran eksklusif dan iklan mewah, Neon justru mengambil langkah unik. Pada November lalu, mereka menggelar penjualan merchandise ‘Anora’ secara mendadak di depan bengkel mobil di Los Angeles, menarik ratusan penggemar. Sementara itu, pemutaran perdana film ini dihadiri oleh para pekerja seks, bukan pemilih Oscar.

CEO Neon, Tom Quinn, menegaskan bahwa strategi mereka berfokus pada esensi film itu sendiri. “Kami tidak menjalankan kampanye hanya demi penghargaan, tapi demi film, para pembuatnya, dan audiensnya,” ujarnya.

Pendekatan ini terbukti efektif. Dengan jumlah staf hanya 60 orang, Neon kini telah memenangkan Best Picture sebanyak dua kali dalam lima tahun terakhir, pencapaian yang belum mampu diraih oleh raksasa seperti Disney dan Netflix.

Efisiensi Anggaran dan Keuntungan di Balik Layar

Dalam persaingan ketat di musim penghargaan, beberapa studio menghabiskan hingga $60 juta untuk kampanye satu film. Neon, sebaliknya, mengalokasikan sekitar $18 juta untuk ‘Anora’—tiga kali lipat dari biaya produksinya, tetapi tetap lebih hemat dibandingkan $20 juta yang dikeluarkan untuk ‘Parasite’ pada 2020.

Meski menjadi salah satu pemenang Oscar dengan pendapatan terendah, meraup $16,1 juta di dalam negeri dan $41,4 juta secara global, Quinn menepis kritik tersebut. “Box office bukan satu-satunya sumber pendapatan,” tegasnya. “‘Anora’ menjadi nomor satu di berbagai platform digital seperti Amazon dan Apple.”

Neon dan Dominasi di Festival Film

Tahun 2024 menjadi momen keemasan bagi Neon. Selain kemenangan Oscar, mereka juga meraih Palme d’Or kelima berturut-turut di Festival Film Cannes. Selain itu, film horor Neon seperti ‘Longlegs’ dan ‘The Monkey’ mencetak kesuksesan di box office dengan pendapatan masing-masing $127 juta dan $31 juta.

Analis industri, Jeff Bock dari Exhibitor Relations, menyebut langkah Neon untuk menggarap film horor sebagai strategi cerdas. “Dengan genre ini, Neon bisa mengikuti jejak A24 dan memperluas jangkauan serta keuntungan mereka,” katanya.

Meski kerap dibandingkan dengan A24, Quinn menegaskan bahwa persaingan itu lebih banyak diciptakan oleh industri. “Tidak ada rivalitas seperti yang orang bayangkan. Justru, kompetitor terbesar kami adalah Netflix,” ujarnya.

Masa Depan Neon di Industri Film

Dengan dua kemenangan Best Picture, Neon kini semakin menarik perhatian sineas ternama. Quinn menyebut mereka kini lebih selektif dalam memilih proyek.

“Kami memiliki visi yang jelas dan tidak ingin terjebak dalam tren sementara,” ungkapnya. “Kami ingin bekerja dengan talenta yang benar-benar kami yakini.”

Meski Neon sempat hampir dijual ke miliarder Steven Rales dengan harga $100 juta pada 2023, Quinn menegaskan bahwa mereka tidak memiliki rencana keluar dalam waktu dekat. “Kami selalu terbuka untuk berbagai kemungkinan, tetapi prioritas kami adalah mempertahankan kebebasan kreatif dan mendukung sinema global,” tutupnya.

Dengan kemenangan ‘Anora’, Neon kembali membuktikan bahwa inovasi dan keberanian bisa mengalahkan dominasi studio besar di industri film.