Sinopsis Perayaan Mati Rasa, Perjalanan Kakak-Adik Menghadapi Kehilangan

RediksiaKamis, 27 Maret 2025 | 19:06 WIB
Sinopsis Perayaan Mati Rasa, Kisah Emosional Keluarga dan Kehilangan di Layar Lebar
Sinopsis Perayaan Mati Rasa, Kisah Emosional Keluarga dan Kehilangan di Layar Lebar

Diksia.com - Film Perayaan Mati Rasa menjadi salah satu karya sinematik Indonesia yang dinantikan di awal tahun 2025. Disutradarai oleh Umay Shahab, film ini resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 29 Januari 2025.

Mengusung tema keluarga, kehilangan, dan proses penyembuhan emosional, Perayaan Mati Rasa menghadirkan cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Dengan jajaran aktor berbakat seperti Iqbaal Ramadhan dan Umay Shahab sendiri, film ini berhasil mencuri perhatian sejak trailer pertamanya dirilis. Bagi kamu yang penasaran dengan jalan ceritanya, berikut kita ulas sinopsis lengkapnya berdasarkan informasi terkini.

Latar Belakang dan Inspirasi Film

Perayaan Mati Rasa terinspirasi dari lagu berjudul sama yang dipopulerkan oleh Umay Shahab dan Natania Karin pada 2023. Lagu ini sempat viral di media sosial, khususnya TikTok dan Instagram, berkat liriknya yang penuh emosi dan relatable.

Kesuksesan lagu tersebut mendorong Umay untuk mengembangkan cerita lebih dalam melalui medium film. Bersama rumah produksi Sinemaku Pictures, yang juga digawangi oleh Prilly Latuconsina sebagai produser eksekutif, film ini digarap dengan pendekatan personal yang menyentuh hati.

Tema utama film ini berkisar pada dinamika keluarga, khususnya hubungan kakak-adik yang diuji oleh kehilangan mendadak.

Umay pernah mengungkapkan bahwa cerita ini merupakan refleksi dari ketakutannya sendiri akan kehilangan orang tua, sehingga setiap adegan dibuat dengan penuh perasaan untuk mengajak penonton ikut merenung.

Sinopsis Lengkap Perayaan Mati Rasa

Film ini berpusat pada kehidupan Ian Antono, yang diperankan oleh Iqbaal Ramadhan. Ian adalah anak pertama dalam keluarga Antono yang bercita-cita menjadi musisi sukses. Bersama grup bandnya, Midnight Serenade, Ian berjuang mengejar mimpinya di tengah krisis dunia musik yang penuh tantangan.

Namun, kehidupannya tidak semudah adiknya, Uta Antono, yang diperankan oleh Umay Shahab. Uta adalah seorang podcaster terkenal yang hidupnya tampak cemerlang sesuai harapan orang tua mereka.

Konflik muncul karena Ian sering dibanding-bandingkan dengan Uta. Ayah mereka menuntut Ian menjadi panutan, tetapi impian musiknya tidak mendapat dukungan penuh. Ian pun merasa tertekan, terhimpit oleh ekspektasi keluarga yang sulit ia penuhi.

Di sisi lain, Uta juga menghadapi pergulatan pribadi meski kariernya sukses. Ia berjuang menyelesaikan kuliah yang tertunda, sebuah tekanan yang tak terlihat oleh orang lain.

Kehidupan mereka berubah drastis ketika kedua orang tua meninggal secara mendadak. Kehilangan ini menjadi pukulan berat bagi Ian dan Uta. Ian, sebagai anak sulung, berusaha tetap kuat demi adiknya. Namun, duka yang bertubi-tubi membuatnya mati rasa secara emosional.

Ia mengubur perasaannya dalam-dalam, mencoba bertahan di tengah kekosongan. Sementara itu, Uta juga berjuang dengan caranya sendiri, mencari cara untuk tetap terhubung dengan kakaknya di tengah kesedihan yang mereka alami bersama.

Perjalanan emosional kakak-adik ini menjadi inti cerita. Film mengeksplorasi bagaimana mereka belajar melepaskan, mengikhlaskan, dan saling menguatkan ketika hanya ada satu sama lain sebagai keluarga.

Midnight Serenade, band yang dibentuk Ian bersama teman-temannya seperti Ray Alvero (Devano Danendra), Saka Wijaya (Dul Jaelani), dan Dika Ardana (Randy Danistha), juga menjadi simbol harapan dan perjuangan dalam hidupnya.

Pemain dan Produksi

Selain Iqbaal Ramadhan dan Umay Shahab, film ini diperkuat oleh aktor dan aktris ternama seperti Dwi Sasono, yang memerankan ayah Ian dan Uta, serta Priscilla Jamail, Unique Priscilla, dan Lukman Sardi dalam peran pendukung.

Iqbaal tidak hanya berakting, tetapi juga menjadi produser eksekutif, menandai langkah barunya di industri film. Umay, selain menyutradarai, turut menulis naskah bersama Santy Diliana, Junisya Aurelita, dan Rezy Junio, memastikan cerita ini autentik dan penuh makna.

Sinemaku Pictures, yang sebelumnya sukses dengan film seperti Kukira Kau Rumah dan Ketika Berhenti di Sini, kembali menunjukkan komitmennya menghadirkan karya berkualitas.

Prilly Latuconsina menegaskan bahwa film ini bukan hanya untuk anak muda, tetapi juga seluruh kalangan usia yang ingin merenungkan makna keluarga sebagai support system utama.

Fakta Menarik dan Acara Peluncuran

Perayaan Mati Rasa bukan sekadar film, tetapi juga pengalaman emosional yang diperluas melalui berbagai acara. Sebelum tayang, Sinemaku Pictures menggelar roadshow ke tujuh kota di Indonesia dan satu negara tetangga.

Festival Musik Perayaan Mati Rasa juga digelar pada 19 Januari 2025, menampilkan Midnight Serenade sebagai band fiktif yang benar-benar tampil live, menambah daya tarik film ini.

Durasi film ini mencapai 2 jam 5 menit, memberikan ruang yang cukup untuk menggali emosi setiap karakter. Gala premiere di Jakarta pada 24 Januari 2025 juga menjadi sorotan, dengan para pemain tampil memukau dan mendapat sambutan hangat dari penonton serta media.

Pesan yang Ingin Disampaikan

Film ini mengajak kamu untuk menghargai hubungan keluarga, terutama di saat-saat sulit. Kita diajak melihat bahwa kehilangan adalah bagian dari hidup, tetapi proses menerima dan saling mendukung bisa menjadi kekuatan untuk bangkit kembali. Bagi Ian dan Uta, mati rasa bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan menemukan makna baru dalam hidup.

Perayaan Mati Rasa merupakan cerminan nyata tentang perjuangan emosional yang mungkin pernah kita rasakan. Dengan sinematografi yang apik, akting memukau, dan cerita yang menyentuh, film ini layak menjadi tontonan wajib di awal 2025.

Jadi, siapkan diri kamu untuk menyaksikan kisah Ian dan Uta di bioskop mulai 29 Januari 2025. Jangan lupa ajak keluarga atau teman untuk merasakan pengalaman emosional ini bersama!