Sinopsis Perayaan Mati Rasa, Perjalanan Kakak-Adik Menghadapi Kehilangan

RediksiaKamis, 27 Maret 2025 | 19:06 WIB
Sinopsis Perayaan Mati Rasa, Kisah Emosional Keluarga dan Kehilangan di Layar Lebar
Sinopsis Perayaan Mati Rasa, Kisah Emosional Keluarga dan Kehilangan di Layar Lebar

Konflik muncul karena Ian sering dibanding-bandingkan dengan Uta. Ayah mereka menuntut Ian menjadi panutan, tetapi impian musiknya tidak mendapat dukungan penuh. Ian pun merasa tertekan, terhimpit oleh ekspektasi keluarga yang sulit ia penuhi.

Di sisi lain, Uta juga menghadapi pergulatan pribadi meski kariernya sukses. Ia berjuang menyelesaikan kuliah yang tertunda, sebuah tekanan yang tak terlihat oleh orang lain.

Kehidupan mereka berubah drastis ketika kedua orang tua meninggal secara mendadak. Kehilangan ini menjadi pukulan berat bagi Ian dan Uta. Ian, sebagai anak sulung, berusaha tetap kuat demi adiknya. Namun, duka yang bertubi-tubi membuatnya mati rasa secara emosional.

Ia mengubur perasaannya dalam-dalam, mencoba bertahan di tengah kekosongan. Sementara itu, Uta juga berjuang dengan caranya sendiri, mencari cara untuk tetap terhubung dengan kakaknya di tengah kesedihan yang mereka alami bersama.

Perjalanan emosional kakak-adik ini menjadi inti cerita. Film mengeksplorasi bagaimana mereka belajar melepaskan, mengikhlaskan, dan saling menguatkan ketika hanya ada satu sama lain sebagai keluarga.

Midnight Serenade, band yang dibentuk Ian bersama teman-temannya seperti Ray Alvero (Devano Danendra), Saka Wijaya (Dul Jaelani), dan Dika Ardana (Randy Danistha), juga menjadi simbol harapan dan perjuangan dalam hidupnya.

Pemain dan Produksi

Selain Iqbaal Ramadhan dan Umay Shahab, film ini diperkuat oleh aktor dan aktris ternama seperti Dwi Sasono, yang memerankan ayah Ian dan Uta, serta Priscilla Jamail, Unique Priscilla, dan Lukman Sardi dalam peran pendukung.

Iqbaal tidak hanya berakting, tetapi juga menjadi produser eksekutif, menandai langkah barunya di industri film. Umay, selain menyutradarai, turut menulis naskah bersama Santy Diliana, Junisya Aurelita, dan Rezy Junio, memastikan cerita ini autentik dan penuh makna.

Sinemaku Pictures, yang sebelumnya sukses dengan film seperti Kukira Kau Rumah dan Ketika Berhenti di Sini, kembali menunjukkan komitmennya menghadirkan karya berkualitas.