Diksia.com - Film Final Destination 5 yang dirilis pada tahun 2011 hadir membawa kembali ketegangan dan kengerian khas waralaba horor populer ini.
Disutradarai oleh Steven Quale, seri kelima ini sukses mengejutkan penggemar dengan rangkaian kematian yang lebih kreatif dan sebuah pengungkapan yang mengubah alur cerita seluruh franchise. Jika kamu penasaran dengan bagaimana kali ini Maut bekerja, simak ulasan lengkap sinopsisnya berikut.
Visi Mengerikan di Jembatan North Bay
Kisah dimulai dengan Sam Lawton (Nicholas D’Agosto), seorang karyawan muda, yang sedang dalam perjalanan menuju retret perusahaan bersama rekan-rekannya, termasuk mantan kekasihnya, Molly Harper (Emma Bell).
Saat bus mereka melintasi Jembatan North Bay, Sam tiba-tiba mendapat firasat mengerikan: jembatan itu akan runtuh karena angin kencang, menewaskan hampir semua orang di atasnya.
Dalam kepanikan luar biasa, Sam berhasil meyakinkan Molly dan beberapa teman kerjanya, seperti Peter, Candice, Olivia, Isaac, Nathan, dan manajer Dennis, untuk turun dari bus.
Mereka lari menjauh sesaat sebelum jembatan benar-benar hancur dalam rangkaian bencana yang brutal. Sam dan kelompok kecilnya berhasil lolos dari maut, tetapi mereka segera menyadari bahwa mereka hanya menunda takdir.
Aturan Baru: Bunuh untuk Hidup
Seperti film Final Destination sebelumnya, Maut tidak suka dicurangi. Satu per satu, para penyintas mulai tewas dalam serangkaian kecelakaan aneh dan kejam, mengikuti urutan kematian yang seharusnya terjadi di jembatan. Kematian pertama menimpa Candice, lalu Isaac, dan berlanjut ke yang lain.
Di tengah teror ini, seorang petugas rumah duka misterius, William Bludworth (Tony Todd), kembali muncul. Bludworth memperingatkan Sam dan rekan-rekannya tentang aturan baru yang kejam: untuk meloloskan diri dari daftar Maut, mereka harus mengambil nyawa orang lain.
Dengan membunuh seseorang yang tidak seharusnya mati, mereka bisa mengambil sisa waktu hidup korban tersebut dan memperpanjang umur mereka sendiri.
Perjuangan Melawan Waktu dan Pengkhianatan
Konsep baru ini menambah dimensi konflik yang lebih gelap, memaksa para penyintas mempertanyakan moral dan batas etika mereka demi bertahan hidup.
Di tengah upaya Sam dan Molly untuk mencari cara mengalahkan Maut—sambil menyaksikan kematian rekan mereka yang mengerikan, seperti kecelakaan operasi LASIK Olivia yang sangat membuat tegang—Peter, salah satu penyintas, mulai kehilangan akal sehat dan berniat membunuh orang lain untuk menyelamatkan dirinya.
Film ini membawa kita pada pertarungan yang menegangkan antara Sam, Molly, dan Peter. Sam berhasil menyelamatkan Molly dari Peter, dan akhirnya Peter-lah yang tewas, seolah memberikan sisa hidup Peter kepada Sam. Maut telah dilawan, setidaknya untuk sementara.
Plot Twist yang Menggemparkan
Setelah berhasil melewati serangkaian pembunuhan yang rumit, Sam dan Molly percaya bahwa mereka telah selamat. Sam, yang ingin mengejar mimpinya sebagai chef, memutuskan untuk pindah ke Paris. Di sinilah plot twist terbesar dalam franchise ini terungkap.
Saat Sam dan Molly menaiki pesawat menuju Paris, kita melihat sebuah keributan di gerbang pesawat. Penonton yang jeli akan menyadari bahwa pesawat yang mereka tumpangi adalah Volée Airlines Penerbangan 180—pesawat yang meledak di film Final Destination pertama!
Film ini ternyata adalah sebuah prekuel dari film aslinya. Hanya beberapa saat setelah Sam duduk di kursinya, pesawat lepas landas dan meledak, menewaskan semua penumpang termasuk Sam dan Molly. Kematian mereka membuka kembali siklus maut yang diceritakan di film pertama, mengukuhkan bahwa kita tidak bisa lari dari Takdir.
Final Destination 5 bukan hanya menyajikan adegan kematian yang lebih sadis dan cerdas, tetapi juga berhasil menutup lingkaran franchise ini dengan kejutan plot yang cerdas, menjadikannya salah satu seri terbaik dan paling dihormati oleh para penggemar.