Diksia.com - Film The Platform 2, sekuel dari film thriller Spanyol The Platform (2019), kembali menyoroti kehidupan brutal dalam penjara vertikal yang dikenal sebagai Pusat Manajemen Mandiri Vertikal. Disutradarai oleh Galder Gaztelu-Urrutia, film ini mempertahankan gaya gelap dan penuh kritik sosial yang menjadi ciri khasnya.
Dengan konsep pemberian makanan yang dimulai dari lantai teratas hingga ke bawah, film ini menciptakan skenario yang menggambarkan ketidakadilan sosial dengan gamblang, terutama melalui aksi-aksi yang didorong oleh kelaparan, ketakutan, dan keputusasaan.
Pada The Platform 2, penjara vertikal ini diisi dengan tahanan baru yang harus bertahan hidup dalam sistem makan yang sama tidak adilnya. Setiap lantai hanya dihuni oleh dua orang tahanan yang dipaksa berbagi makanan dari baki yang awalnya penuh di lantai atas.
Namun, semakin turun ke bawah, semakin sedikit sisa makanan yang ada. Situasi ini memicu konflik antar-tahanan, dengan banyak yang akhirnya terjebak dalam tindakan kejam demi bertahan hidup. Kritik terhadap kapitalisme dan kesenjangan sosial terlihat jelas, karena penghuni lantai atas dapat menikmati makanan tanpa batas, sementara mereka yang berada di bawah terabaikan.
Film berdurasi 1 jam 39 menit ini dibintangi oleh Milena Smith, Hovik Keuchkerian, dan Oscar Jaenada, yang memberikan sentuhan emosional pada kisah penuh ketegangan ini. Penonton juga akan menemukan nama-nama karakter yang unik, menggunakan istilah-istilah dari bahasa Indonesia sebagai tanda apresiasi pada keanekaragaman budaya.
Dengan alur yang gelap, The Platform 2 menyajikan pengalaman menonton yang penuh dengan perenungan dan ketegangan, serta menegaskan kembali pesan kuat tentang pentingnya keadilan sosial dan empati. Sejak dirilis di Netflix pada 4 Oktober 2024, film ini berhasil menarik perhatian penggemar genre horor dan thriller psikologis yang mendambakan film dengan makna mendalam.