Sinopsis Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018)

RediksiaKamis, 16 Mei 2024 | 21:14 WIB
Sinopsis Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018)
Sinopsis Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018)

Diksia.com - Di tengah gempuran film-film modern, kisah kepahlawanan para leluhur bangsa tak lekang oleh waktu. Salah satu yang patut dikenang adalah Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta (2018), sebuah mahakarya sinematik yang membawa kita menyelami perjalanan hidup Sultan Agung Hanyakrakusuma, raja ketiga Kesultanan Mataram yang penuh dengan intrik politik, pertempuran sengit, dan kisah cinta yang menyentuh hati.

Dirilis pada tahun 2018, Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta merupakan hasil kolaborasi apik antara sutradara ternama Hanung Bramantyo dan X.Jo. Film ini mengangkat kisah nyata Sultan Agung, salah satu pemimpin terhebat dalam sejarah Indonesia, yang berhasil memperluas wilayah Mataram dan melawan kolonialisme Belanda.

Informasi Film

  • Judul: Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018)
  • Genre: Sejarah, Drama
  • Sutradara: Hanung Bramantyo, x.Jo
  • Pemeran: Ario Bayu, Putri Marino, Christine Hakim, Anindiya Putri, Marthino Lio
  • Durasi: 149 menit
  • Produksi: Maxima Pictures, KG Production

Sinopsis Film Sultan Agung: Tahta, Perjuangan dan Cinta (2018)

Berlatar tahun 1613, film ini mengisahkan perjalanan Raden Mas Rangsang (Ario Bayu) yang muda dan ambisius dalam menaiki tahta Mataram sebagai Sultan Agung Hanyakrakusuma. Di tengah gejolak politik dan ambisi para adipati, Sultan Agung harus menunjukkan kepemimpinannya yang tegas dan bijaksana.

Di sisi lain, kisah cinta Sultan Agung dengan Lembayung (Putri Marino) diwarnai dengan dilema dan pengorbanan. Demi menjaga keutuhan Mataram, Sultan Agung harus menikahi perempuan pilihan bangsawan, Ratu Batang (Anindiya Putri).

Film ini tak hanya menonjolkan sisi heroik Sultan Agung dalam peperangan melawan VOC, tetapi juga mengulik sisi humanisnya sebagai seorang pemimpin dan individu yang dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit.

Perjuangan Sultan Agung dalam menyatukan Mataram dan melawan VOC tak ubahnya sebuah roller coaster. Kemenangan dan kekalahan silih berganti menguji tekad dan kepemimpinannya. Di akhir cerita, kita diajak untuk merenungkan arti cinta, pengorbanan, dan makna kemerdekaan yang sesungguhnya.