Sinopsis Film Pabrik Gula Uncut, Kisah Kelam Buruh Musiman dan Tumbal Gaib di Jawa

RediksiaJumat, 17 Oktober 2025 | 06:59 WIB
Sinopsis Film Pabrik Gula Uncut, Kisah Kelam Buruh Musiman dan Tumbal Gaib di Jawa
Sinopsis Film Pabrik Gula Uncut, Kisah Kelam Buruh Musiman dan Tumbal Gaib di Jawa

Diksia.com - Film horor Indonesia kembali mengguncang layar lebar dengan kehadiran Pabrik Gula versi Uncut (tanpa sensor). Setelah sukses dengan versi reguler, sajian yang lebih brutal dan mencekam ini hadir untuk penonton dewasa, menjanjikan pengalaman horor yang lebih utuh dan intens sesuai dengan visi sang sutradara.

Pabrik Gula Uncut sendiri diangkat dari utas atau thread viral di media sosial yang ditulis oleh SimpleMan, penulis yang juga berada di balik kesuksesan film horor fenomenal KKN di Desa Penari.

Awal Kisah: Harapan di Tengah Mesin Tua Peninggalan Belanda

Kisah ini berlatar tahun 2003, saat musim giling tiba di sebuah pabrik gula tua di Jawa Timur yang masih menggunakan mesin-mesin peninggalan zaman Belanda. Kita diajak mengikuti sekelompok anak muda dari desa sekitar yang datang untuk mengadu nasib sebagai buruh musiman.

Di antara mereka ada Wati yang menyusul tunangannya, Hendra, demi mengumpulkan tabungan untuk pernikahan. Mereka berangkat bersama rekan-rekan lain seperti Fadhil, Endah, Naning, Rani, Franky, dan Dwi.

Para pekerja musiman ini ditempatkan di loji atau mes yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Awalnya, aktivitas berjalan normal, penuh harap dan tawa. Namun, atmosfer perlahan berubah mencekam sejak malam pertama mereka di sana.

Jam Kuning dan Jam Merah: Batas Fatal yang Dilanggar

Manajer pabrik, Bu Marni, segera memberitahukan dua aturan ketat yang wajib dipatuhi semua pekerja: Jam Kuning dan Jam Merah. Jam Merah adalah batas waktu mutlak di mana siapa pun dilarang keluar dari loji. Pelanggaran terhadap aturan ini disebut akan membawa konsekuensi berat.

Teror mulai bersemi ketika salah satu pekerja perempuan, Endah, tanpa sengaja melanggar aturan Jam Merah. Ia penasaran dan mengikuti suara peluit panjang misterius yang membawanya masuk ke area terlarang, yakni sebuah gudang tua. Sejak itu, kejadian aneh dan mengerikan mulai bermunculan.

Teror Tak Kasat Mata dan Tuntutan Tumbal

Teror demi teror menghantui para buruh musiman. Mulai dari kecelakaan kerja yang tidak masuk akal, suara-suara misterius, hingga penemuan jasad pekerja di sumur belakang pabrik. Pabrik gula tersebut ternyata menyimpan rahasia kelam, berdiri di atas wilayah kekuasaan makhluk tak kasat mata atau yang sering disebut demit.

Kehadiran para pekerja dianggap telah mengusik ketenangan kerajaan gaib di sana. Makhluk-makhluk tersebut marah dan mulai menuntut tumbal sebagai balas dendam atas insiden misterius di masa lalu. Berbagai entitas gaib, mulai dari sosok tinggi bertanduk, kepala buntung, hantu Belanda, hingga makhluk gosong mulai mengincar nyawa para buruh.

Film ini juga menampilkan unsur budaya Jawa yang kental, seperti tradisi manten tebu, ritual yang dipercaya mendatangkan keberuntungan saat musim giling, namun dalam film ini disajikan dengan nuansa horor yang menakutkan.

Versi Uncut: Lebih Brutal dan Tanpa Kompromi

Perbedaan utama Pabrik Gula versi Uncut dengan versi reguler terletak pada adegan yang tidak dipotong atau disensor. Versi ini berani menampilkan elemen horor secara lebih brutal, jujur, dan intens, sehingga suasananya terasa lebih mencekam dan tegang.

Versi Uncut, yang disebut sebagai penayangan Jam Merah, memang dikhususkan untuk penonton dewasa dengan kategori usia 21 tahun ke atas. Semua detail mengerikan yang mungkin dipotong di versi reguler, kini disajikan secara utuh, memberikan kita pengalaman sinematik yang lebih mendalam dan tidak terputus oleh sensor.

Mampukah Wati, Hendra, Fadhil, dan buruh musiman lainnya selamat dari tuntutan tumbal kerajaan gaib pabrik tua ini? Atau apakah mereka akan menjadi korban berikutnya? Pabrik Gula Uncut adalah pilihan tepat bagi kamu yang menyukai horor tanpa kompromi, di mana setiap ketegangan disajikan tanpa tedeng aling-aling.