Sinopsis Film Mark Felt, Kisah Nyata Agen FBI yang Membongkar Skandal Watergate

RediksiaMinggu, 25 Februari 2024 | 13:15 WIB
Sinopsis Film Mark Felt, Kisah Nyata Agen FBI yang Membongkar Skandal Watergate
Sinopsis Film Mark Felt, Kisah Nyata Agen FBI yang Membongkar Skandal Watergate

Diksia.com - Film Mark Felt: The Man Who Brought Down the White House adalah film biografi sejarah yang dirilis pada tahun 2017. Film ini bercerita tentang Mark Felt, seorang agen FBI yang menggunakan nama samaran “Deep Throat” untuk membocorkan informasi rahasia kepada dua wartawan Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein.

Informasi yang diberikan oleh Mark Felt membantu mengungkap skandal politik besar yang melibatkan Presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon. Skandal ini dikenal dengan nama Watergate dan menjadi salah satu momen paling penting dalam sejarah politik Amerika Serikat.

Latar Belakang Film Mark Felt

Film Mark Felt diadaptasi dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Mark Felt sendiri bersama dengan John O’Connor, seorang pengacara yang membantu Mark Felt mengungkap identitasnya sebagai “Deep Throat” pada tahun 2005. Film ini disutradarai oleh Peter Landesman, seorang mantan jurnalis investigasi yang juga menulis skenario film ini.

Film ini dibintangi oleh Liam Neeson sebagai Mark Felt, Diane Lane sebagai Audrey Felt, istri Mark Felt, dan beberapa aktor dan aktris lainnya yang memerankan tokoh-tokoh penting dalam kasus Watergate, seperti Marton Csokas sebagai L. Patrick Gray, direktur FBI yang ditunjuk oleh Nixon, Tony Goldwyn sebagai Ed Miller, asisten direktur FBI, Josh Lucas sebagai Charlie Bates, agen FBI yang bekerja sama dengan Mark Felt, dan Michael C. Hall sebagai John Dean, penasihat hukum Gedung Putih.

Alur Cerita Film Mark Felt

Film Mark Felt mengikuti kisah perjalanan Mark Felt sebagai salah satu pejabat tertinggi di FBI pada tahun 1972. Ketika terjadi pencurian dan penyadapan di kantor Komite Nasional Demokrat yang berlokasi di Watergate Complex, Mark Felt bersama dengan timnya ditugaskan untuk menyelidiki kasus tersebut.

Namun, Mark Felt merasa ada yang tidak beres dengan penyelidikan tersebut, karena ia mendapat tekanan dari pihak Gedung Putih dan Departemen Kehakiman untuk menghentikan penyelidikan atau mengabaikan bukti-bukti penting yang mengarah ke keterlibatan Nixon dan stafnya dalam kasus tersebut.

Mark Felt kemudian memutuskan untuk menjadi informan rahasia bagi dua wartawan Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein, yang juga sedang menyelidiki kasus Watergate. Mark Felt memberikan informasi-informasi rahasia yang dimilikinya kepada kedua wartawan tersebut melalui telepon atau pertemuan di tempat parkir bawah tanah. Mark Felt menggunakan nama samaran “Deep Throat”, yang diambil dari judul film porno populer saat itu.

Informasi yang diberikan oleh Mark Felt sangat membantu Woodward dan Bernstein untuk mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi di balik skandal Watergate, seperti adanya dana gelap yang digunakan untuk membayar orang-orang yang terlibat dalam pencurian dan penyadapan, adanya upaya-upaya untuk menghancurkan bukti-bukti, dan adanya rekaman suara yang menunjukkan bahwa Nixon mengetahui dan menyetujui semua tindakan tersebut.

Selama menjadi informan rahasia, Mark Felt harus berhati-hati agar identitasnya tidak terbongkar, karena hal itu bisa membahayakan dirinya dan keluarganya. Mark Felt juga harus berurusan dengan konflik internal di FBI, karena banyak rekan-rekannya yang setia kepada Nixon atau takut kehilangan jabatan mereka.

Mark Felt juga harus menghadapi masalah pribadi, seperti kesehatan istrinya yang menurun dan hilangnya putrinya yang menjadi aktivis anti-perang. Namun, Mark Felt tetap bertekad untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan, meskipun harus mengorbankan karir dan reputasinya.

Penutup Film Mark Felt

Film Mark Felt berakhir dengan pengunduran diri Nixon sebagai Presiden Amerika Serikat pada tahun 1974, setelah Dewan Perwakilan Rakyat mengajukan proses pemakzulan terhadapnya. Mark Felt juga mengundurkan diri dari FBI pada tahun yang sama, setelah ia dituduh melakukan pelanggaran hukum dalam kasus lain yang tidak terkait dengan Watergate.

Mark Felt kemudian hidup tenang bersama keluarganya, tanpa pernah mengungkap identitasnya sebagai “Deep Throat” kepada siapa pun, sampai pada tahun 2005, ia memutuskan untuk mengaku secara terbuka melalui sebuah artikel majalah Vanity Fair yang ditulis oleh John O’Connor.

Pengakuan Mark Felt ini mengejutkan banyak orang, termasuk Woodward dan Bernstein, yang selama ini tidak pernah mengetahui siapa sebenarnya “Deep Throat”. Film Mark Felt menunjukkan bahwa Mark Felt adalah salah satu pahlawan yang berani menghadapi kekuasaan yang korup dan membantu mengembalikan demokrasi di Amerika Serikat.