Sinopsis Film Jenderal Soedirman (2015), Perjuangan Sang Panglima di Tengah Agresi Militer Belanda

RediksiaSelasa, 21 Mei 2024 | 18:54 WIB
Sinopsis Film Jenderal Soedirman (2015), Perjuangan Sang Panglima di Tengah Agresi Militer Belanda
Sinopsis Film Jenderal Soedirman (2015), Perjuangan Sang Panglima di Tengah Agresi Militer Belanda

Diksia.com - Ketika nama Jenderal Soedirman disebut, bayangan akan seorang pemimpin perang yang tangguh dan pantang menyerah pasti terlintas di benak kita. Film Jenderal Soedirman (2015) mencoba menghadirkan kembali semangat juang sang panglima dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Film Jenderal Soedirman mengambil latar belakang Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948. Saat itu, Belanda melancarkan serangan mendadak untuk merebut kembali Indonesia yang telah merdeka. Jenderal Soedirman, meski dalam kondisi sakit parah, tetap memimpin pasukannya melakukan perang gerilya melawan Belanda.

Informasi Film

  • Sutradara: Viva Westi
  • Produser: Dhoni Ramadhan
  • Penulis Skenario: Swastika Nohara
  • Pemeran Utama: Adipati Dolken (Jenderal Soedirman), Ibnu Jamil (Kapten Tjokropranolo), Baim Wong (Soekarno)
  • Genre: Drama, Sejarah
  • Durasi: 120 menit
  • Tanggal Rilis: 27 Agustus 2015

Sinopsis Film Jenderal Soedirman (2015)

Film Jenderal Soedirman menggambarkan periode penting dalam sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajahan Belanda. Cerita dimulai ketika Belanda secara sepihak menyatakan tidak lagi terikat dengan perjanjian Renville, sekaligus menghentikan gencatan senjata.

Pada 19 Desember 1948, di bawah pimpinan Jenderal Simons Spoor, Tentara Belanda melancarkan Agresi Militer II dengan menyerang Yogyakarta, yang saat itu merupakan ibu kota Republik Indonesia.

Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Di tengah situasi yang kritis, Jenderal Soedirman yang sedang menderita sakit berat memilih untuk tidak menyerah. Ia bergerak ke arah selatan dan memulai perang gerilya yang berlangsung selama tujuh bulan.

Meskipun Belanda mengklaim bahwa Indonesia sudah tidak ada, Jenderal Soedirman dari dalam hutan menyatakan sebaliknya.

Ia mengumumkan bahwa Republik Indonesia tetap eksis dan terus berjuang bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kuat. Soedirman mengubah Jawa menjadi medan perang gerilya yang luas, membuat Belanda mengalami kesulitan logistik dan waktu.