Suatu hari, Ham pulang dengan luka tembak parah setelah diserang oleh geng Bishop, sekumpulan penjahat yang pernah menjadi rekan Ham, serta dipimpin oleh John Bishop, mantan kekasih Jane.
Jane menyadari bahwa geng Bishop takkan berhenti sebelum menghabisi nyawa Ham dan keluarganya. Dalam upaya menyelamatkan diri dan putrinya, Jane mencari bantuan dari Dan Frost, mantan kekasih yang masih menyimpan rasa cintanya.
Awalnya menolak karena merasa dikhianati oleh Jane yang menikahi Ham, Dan akhirnya setuju membantu setelah mengetahui tragedi Jane kehilangan putrinya akibat ulah Bishop.
Jane dan Dan bersiap-siap untuk menghadapi serangan di kediaman mereka dengan memasang perangkap dan bersiap dengan senjata. Sementara itu, geng Bishop yang dipimpin oleh John Bishop, seorang pria tampan namun kejam, semakin mendekati rumah Jane.
Melalui kilas balik, terungkap bahwa Jane dan Bishop pernah merasakan cinta, tetapi Bishop berubah menjadi penjahat setelah perang saudara. Pria tersebut bahkan menculik dan menyiksa Jane, serta mengakhiri nyawa putri pertamanya.
Pada malam yang kelam, geng Bishop menyerbu rumah Jane. Jane dan Dan berhasil melumpuhkan beberapa anggota geng, namun sayangnya, Ham meninggal akibat luka-lukanya.
Terdesak, Jane dan Dan terpaksa bersembunyi di gudang, tempat mereka menemukan putri Jane yang selamat, disembunyikan oleh Ham. Wajah mereka kemudian dihadapkan pada John Bishop, yang menawarkan keselamatan asalkan Jane bersedia kembali padanya.
Tanpa ragu, Jane menolak dan menembak Bishop di dada. Mereka berdua, bersama putri mereka, melarikan diri dari gudang yang meledak, meloncat ke punggung kuda menuju tempat baru yang aman.
Pesan dan Nilai Film
Film “Jane Got a Gun” mengusung tema yang kompleks mengenai perasaan, pengkhianatan, balas dendam, dan ikatan keluarga. Dalam kisah ini, kita disuguhkan dengan dinamika yang memperlihatkan bagaimana cinta dapat bertransformasi menjadi kebencian, dan sebaliknya, bagaimana kebencian dapat berubah menjadi cinta.
Secara menarik, film ini juga menyoroti peran perempuan sebagai pahlawan yang tidak selalu bergantung pada kehadiran pria. Penonton diajak untuk melihat bahwa keberanian dan kekuatan bisa tumbuh di dalam diri wanita, dan bahwa mereka memiliki peran penting dalam menjalani cerita hidup mereka.





